Senin, 25 November 2024

245 Juta Janda di Dunia Miskin, Korban Diskriminasi, dan Pelecehan

Baca Juga

miskinDi seluruh dunia ini ternyata ada sedikitnya 245 juta wanita yang hidup menjanda. Sebagian besar dari mereka meringkuk dalam kemiskinan yang hebat dan dibebani berbagai persoalan. Selain mengurus dirinya sendiri, mereka juga menjadi orangtua tunggal bagi anak-anaknya.

Tidak hanya sebagai seorang ibu, mereka juga mengambil peran utama sebagai “bapak”, pencari nafkah. Mereka juga terbelit oleh kewajiban-kewajiban sosial. Tidak kalah beratnya lagi, mereka sering menjadi korban diskriminasi dan berbagai bentuk pelecehan.

Sebanyak 115 juta di antaranya hidup di dalam kungkungan kemiskinan “yang menghancurkan” hidup mereka dan anak-anaknya. Demikian hasil sebuah studi terbaru yang diumumkan, Selasa (22/6) malam di New York, oleh Cherie Blair, istri mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.

Konsekuensi yang paling mengerikan dihadapi oleh 2 juta janda Afganistan dan sedikitnya, 740.000 janda Irak yang kehilangan suaminya karena perang dan konflik yang belum berkesudahan hingga kini. Kondisi yang sama dialami oleh para janda dan anak-anak mereka yang terusir dari rumah keluarga mereka di subsahara Afrika, janda-janda tua yang merawat cucu-cucu mereka akibat terkena virus HIV/AIDS, serta janda-janda muda berusia belasan tahun.

“Di seluruh jagat ini ada sebagian besar janda telah menjadi korban diskriminasi dan pelecehan,” kata Cherie Blair. Dia menambahkan, “Dalam banyak kasus, mereka menjadi orang terpinggirkan oleh masyarakat, terjebak dalam kemiskinan, dan sering dieksploitasi.”

Setelah bercerai dari suami, mereka sama sekali tidak mendapat harta gana-gini. Lebih memprihatinkan dan menyakitkan lagi, para janda itu dikucilkan oleh keluarganya. Akibat kondisi seperti itu, sebagian besar dari jutaan janda itu tidak bisa menghidupi anak-anaknya, tidak bisa menyekolahkan, dan mengurus kesehatan anak-anaknya, manusia yang sama, yang memiliki darah dan daging seperti manusia umumnya.

Laporan Cherie itu bertajuk “Invisible Forgotten Sufferers: The Plight of Widows Around the World”, diprakarsai Loomba Foundation. Yayasan ini berkarya di puluhan negara di berbagai belahan dunia, khusus mengabdikan diri pada kehidupan para janda dan anak-anaknya. “Kondisi buruk para janda, di bawah bayang-bayang dunia, adalah bencana hak asasi manusia,” kata Cherie, Ketua Loomba Foundation. “Ini benar-benar krisis kemanusiaan yang tersembunyi,” katanya.

Ia mengatakan, penganiayaan dan kekerasan terhadap para janda dan anak-anak mereka tidak hanya terjadi di negara berkembang, seperti di Asia Tengah. Kasus itu juga banyak dijumpai di negara-negara maju, seperti di Eropa.

Menurut laporan Cherie, negara dengan jumlah janda tertinggi pada tahun 2010 ini adalah China (43 juta), India (42,4 juta), AS (13,6 juta), Indonesia (9,4 juta), Jepang (7,4 juta), Rusia (7,1 juta), Brasil (5,6 juta), Jerman (5,1 juta), Banglades dan Vietnam masing-masing 4,7 juta. Lebih dari 500 juta anak dan remaja tergantung dari janda-janda itu. (AP/CAL/kompas.com)

Sumber: Kompas.Com

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Sosialisasi Pilkada Serentak 2024: Serukan Pemilih Cerdas dan Tolak Politik Uang

Oleh: Zaenal Abidin Cirebon, Fahmina Institute- Dalam rangka memperkuat demokrasi dan keberagaman, KPU Kabupaten Cirebon gandeng Fahmina Institute mengadakan acara...

Populer

Artikel Lainnya