Manusia sebagai insan berakal memiliki beberapa fase proses kehidupan, yakni lahir, menjalani kehidupan, lalu mati. (Gesta Bayuadhy, 2015). Pada fase menjalani kehidupan ini, manusia mengalami satu fase yang akan menentukan arah hidup manusia tersebut yaitu fase remaja biasa dikenal dengan istilah pemuda.
Pada fase pemuda, ia dikenalkan dengan berbagai hal-hal baru bukan hanya dari keluarga, namun dari lingkungan sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan lainnya. Sehingga apa yang ia diserap, apa yang ia ditangkap tentu itulah yang akan ia bawa dalam mengarungi kehidupan selanjutnya.
Saat ini perubahan gaya hidup masyarakat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi. Hal tersebut merucut pada media massa, dimana masyarakat sangatlah mudah mendapatkan informasi baik dari dalam maupun luar. Tak ada dasar kepribadian karakter bangsa yang ditanam pada generasi muda, menyebabkan masyarakat tidak dapat memfilter segala informasi dan pelaku utamanya adalah pemuda.
Dalam tulisan ini, akan diuraikan bagaimana dinamika pemuda Indonesia berperan dalam pembangunan bangsa, dan apa yang terjadi pada pemuda saat ini? Sebagaimana semboyan Ir. Soekarno dalam pidatonya yaitu “jasmerah” yang maknanya adalah jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Menengok sejarah pemuda bangsa, tentu kita dapat melihat betapa gigihnya perjuangan pemuda, baik dalam memperjuangkan kemerdekaan, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan
Dulu kita bangga memiliki pemuda yang berperan penting dalam pembangunan bangsa seperti Soekarno, M. Hatta, Syahrir, Agus Salaim. Wahid Hasyim, dan masih banyak lainnya. Sejarah mencatat pemuda berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia, seperti sumpah pemuda yang digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) pada 28 oktober 1928 yang inti kandungannya adalah mengakui satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Salahsatu tokohnya adalah Muhammad Yamin selaku sekretaris yang menulis dalam sehelai kertas isi sumpah pemuda. Begitupun yang dilakukan oleh Bung Hatta, dalam situasi ekonomi yang tidak stabil beliau mencanangkan kontruksi ekonomi yang berpihak pada rakyat, dengan menciptakan “koperasi” sebagai alat untuk mencegah terjadinya penghisapan orang yang lemah oleh orang yang bermodal. (Yohanes Surya, dkk, 2008).
Dalam dunia pendidikan, pada tahun 1951 menteri Agama pertama dan termuda KH. Wahid Hasyim mendirikan intuisi pendidikan tinggi Islam yang dikenal dengan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang kemudian berkembang menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) pada tahun1960, dan sampai sekarang sebagian menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Dalam perjalanannya bukan hanya pelajar yang mendapat pendidikan tinggi, namun para santri pun bisa menempuh pendidikan tinggi ini. (Rumadi, 2008).
Setelah menengok sedikit sejarah tentang pemuda, tentu rasanya kita sangat bangga memiliki tokoh seorang proklamator, revolusioner, nasionalis, sosialis, dan religius. Namun apa yang terjadi dengan pemuda saat ini? Pendidikan semakin merambah ke pelosok desa-desa, namun penurunan moral semakin tinggi. Pemuda sebagai tonggak kepemimpinan bangsa di masa yang akan datang, seakan tak terbayang apa yang terjadi dengan masa depan negeri.
Tantangan
Mengapa demikian? Pemuda saat ini, banyak melakukan penyimpangan sosial seperti menyalahgunakan narkotika, pergaulan bebas, geng motor, tawuran antar pelajar, tidak menghargai orang lain, dan banyak lainnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranta keluarga, lingkungan bermain, intuisi pendidikan, dan yang utamanya adalah pengaruh perkembangan teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi. Ketidaksiapan masyarakat dengan gaya hidup masyarakat luar yang sangat tidak cocok dengan Indonesia, inipun dipengaruhi oleh masyarakat tidak dapat memfilter segala informasi yang didapatkan, sehingga dengan sangat mudah meniru dan mengaplikasi segala informasi yang didapatkan.
Bukan hanya itu, munculnya perubahan pada pemuda Indonesia tepatnya pada mereka yang menggebu-gebu belajar ilmu agama, dan bertemu dengan orang yang melakukan doktrin dan propaganda jihad pada pemuda. Sehingga menyebabkan pemuda dipengaruhi pemahamannya baik dari sisi ideologi, atau pola pikir tentang pengetahuan keagamaan. Hal ini menyebabkab ia menjadi seorang yang berideologi radikal, dan mengharamkan segala hal termasuk keutuhan NKRI yang penuh dengan toleransi antara agama, suku, ras, bahasa, adat-istiadat, budaya, tradisi, dan berbagai hal lainnya. Benar saja, pelaku bom bunuh diri di Indonesia adalah pemuda yang berusia 19-35 tahun. (BNPT, 2015). Hal ini pula terjadi pengeboman di Mapolsek Cirebon saat jema’ah melakukan shalat jum’at, dan pelakunya adalah M. Syarif seorang pemuda. (Marzuki Wahid, Blakasuta, 2016)
Pengaruh utama pemuda melakukan hal positif maupun negatif adalah dimana pada fase ini pemuda mengalami beberapa perubahan baik dari segi fisik maupun mental. Dalam hal ini perlu adanya kerjasama diberbagai elemen guna menopang pemuda untuk bekreasi dalam hal-hal positif, dan membangun diri serta lingkungan. Di era global banyak sekali tantangan pemuda dalam meraih kesuksesan di masa yang akan datang.
Contohnya dibidang teknologi, dimana teknologi dapat menembus ruang dan waktu serta dengan bebasnya menawarkan budaya, pola, dan gaya hidup masyarakat luar negeri guna diaplikasikan oleh masyarakat terutama pemuda. Dibidang ekonomi, ditahun 2003 lahir “ASEAN Free Trade Area” sebagai kawasan bebas masuk-keluar perdagangan, (Emil Salim, 2000) dan sekarang berkembang menjadi “Masyarakat Ekonomi ASEAN” dimana bukan hanya barang, namun jasa bebas untuk masuk-keluar guna bekerja di Negara-negara ASEAN baik menurut profesi maupun keahliannya.
Dalam menyikapi hal tersebut, tentulah pemuda harus bisa berkreativitas dan berusaha menciptakan tatanan masyarakat meliputi segala bidang baik teknologi, ekonomi, pariwisata, dan lainnya untuk terus dikembangkan dan ditingkatkan. Menjauhi segala hal yang berdampak negatif pada diri, orang lain, dan masyarakat sekitar. Pemuda dengan semangat yang tinggi pelu menciptakan wadah kreativitas dalam berbagai bidang baik itu bidang musikalisasi, jurnalistik, olahraga, keagamaan, seni lukis, dan sebaginya. Dimana wadah kekreativitasan tersebut menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air, dan berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. Karena pemuda memiliki posisi yang sangat strategis, merekalah yang akan meneruskan kepemimpinan bangsa ini.
Pengharapan
Berbagai tantangan pemuda saat ini adalah sebagai tantangan seluruh elemen masyarakat. yang terpenting adalah bagaimana mengurangi bahkan menghilangkan perbuatan buruk pada pemuda. Melainkan menciptakan kembali pemuda-pemuda yang berkarakter, berakhlak, dan bermoral. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan diantaranya yaitu Pertama, memberikan wadah berkreasi bagi mereka dengan gaya kekinian, contohnya ada tempat khusus bagi pemuda untuk mereka menuangkan kreativitas mencorat-coret tembok yang berseni atau dikenal dengan Graffiti.
Kedua, memberikan wadah organisasi atau komunitas sesuai dengan minat dan bakat mereka, agar segala kegiatan berlandaskan hukum dan melaporkan segala kegiatan kepada Pembina yang mendampinginya, contohnya perkumpulan pemuda yang bergerak dibidang perdamaian. Di Cirebon kurang lebih lima tahun dikenal dengan organisasi PELITA (Pemuda Lintas Iman).
Ketiga, pemerintah, intuisi pendidikan, dan orang tua memperkenalkan bagaimana bahasa narkoba, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar. Agar tidak terjadi ha;-hal seperti itu, karena jika seluruh elemen menyaurakan hal itu, pasti akan mengurangi perbuatan-perbuatan buruk bagi pemuda terutama pelajar.
Dengan demikian penulis berharap kepada seluruh elemen masyarakat, baik pemerintahan, para pendidik, masyarakat, keluarga, teman, dan lainnya untuk terus berupaya menumbuhkan rasa cinta pemuda kepada bangsa. Tumbuhkanlah jati diri pemuda dengan moral, adab, dan sopan santun kepada orang lain. Indonesia lahir dari kemajemukan sosial budaya, seperti agama, suku, ras, bahasa, adat-istiadat, tradisi, dan lainnya, dimana kemajemukan tersebut oleh pemuda kala itu di satukan menjadi Indonesia dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Dan pengaruh utama saat ini adalah perkembangan teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi tentunya pemuda harus dapat memfilter segala informasi yang ia dapatkan, dan berusaha untuk mempertahankan hal-hal yang baik, dan mengadopsi hal-hal yang lebih baik.
*Penulis adalah Mahasiswa Jurusan FIlsafat Agama, dan Alumni Sekolah Keberagaman Fahmina.