Kamis, 19 Desember 2024

SAK di Gereja Fajar Keagungan MDC Cirebon: Simbol Memiliki Makna Sakral Bagi Penganutnya

Baca Juga

 

Oleh: Zaenal Abidin

Fahmina Institute Persekutuan bersma Gereja-gereja di Indonesia Setempat (PGIS) Cirebonsukses menggelar diskusi lintas iman dalam rangka Sekolah Perdamaian keempat. Kegiatan ini berlangsung di Gereja Fajar Keagungan MDC dan menghadirkan sejumlah pemuka agama sebagai narasumber pada hari Sabtu, (16/11/2024).

Ketua Umum PGIS Cirebon, Pdt. Wim, membuka acara dengan menyampaikan pentingnya kolaborasi dan saling pengertian antaragama.

“Kita berbeda dalam keyakinan, tetapi satu dalam kemanusiaan, satu ciptaan Allah,” ujar Pdt. Wim.

Ia juga mengapresiasi Fahmina Institute atas inisiatif dan kerjasama yang terus terjalin untuk memupuk toleransi di Kota Cirebon.

Direktur Fahmina Institute, Marzuki, menekankan pentingnya memahami simbol-simbol keagamaan sebagai langkah awal menghormati keyakinan lain.

“Simbol memiliki makna sakral bagi penganutnya. Dengan memahami, kita dapat mencegah prasangka dan memperkuat kerukunan,” jelasnya.

Diskusi menghadirkan tiga narasumber utama dari PGIS: Pdt. Heru, Pdt. Matias, dan Pdt. Lexi. Mereka menjelaskan sejarah, ajaran pokok, dan denominasi dalam Kekristenan. Pdt. Heru memaparkan sejarah awal gereja, sementara Pdt. Matias menjelaskan reformasi gereja dan tantangan kekristenan masa kini.

“Esensi gereja adalah menjadi saksi dan menjembatani dunia dengan kasih Tuhan. Gereja mengajarkan kasih kepada sesama dalam derap langkah yang sama,” ujar Pdt. Matias.

Diskusi juga mengangkat tantangan dalam membangun pemahaman lintas agama, terutama di kalangan generasi muda. “Interaksi lintas agama perlu dimulai sejak dini agar tidak ada kecurigaan di masa depan,” tambah Marzuki.

Acara berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab yang membahas berbagai isu, termasuk peran agama dalam politik, simbol-simbol keagamaan, dan denominasi dalam agama. Diskusi ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam memperkuat toleransi dan harmoni di masyarakat Cirebon.

Dengan semangat perdamaian, Sekolah Perdamaian keempat ini menjadi bukti nyata pentingnya dialog antaragama dalam menciptakan kota yang damai dan inklusif. []

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Majjhima Patipada: Moderasi Beragama dalam Ajaran Budha

Oleh: Winarno  Indonesia merupakan Negara dengan berlatar suku, budaya, agama dan keyakinan yang beragam. Perbedaan tak bisa dielakan oleh kita,...

Populer

Artikel Lainnya