Oleh: Winarno
Kasih, sebuah kata yang sederhana, namun mengandung makna yang begitu dalam. Dalam agama Katolik, kasih bukan hanya sekadar emosi atau perasaan, melainkan sebuah ajaran inti yang menjadi pondasi kehidupan seorang umat yang beriman. Kasih dalam perspektif Katolik adalah anugerah illahi yang mentransformasi hidup manusia.
Dengan mengamalkan kasih, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Tuhan, tetapi juga membangun relasi yang lebih baik dengan sesama manusia. Meski orang itu berbeda dari kita. Berbeda latar belakang suku, bahasa, etnis, agama atau keyakinan.
Meski demikian, ada beberapa tantangan dalam mengamalkan kasih ini, seperti kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri. Tidak sensitif terhadap keberadaaan orang lain. Lingkungannya pun masih satu komunitasnya. Ketidakmelekatan empati ini, seringkali menjadi penghalang dalam mengamalkan kasih terhadap orang lain.
Padahal, menurut Romo Santo, di dalam ajaran pokok Gereja Katolik pada dasarnya Yesus datang melayani, mengasihi kepada semua orang. Kemudian ada imam yang bisa mencintai dan mengasihi orang lain. Jadi Yesus di dalam ajaranya adalah kasih, baik kasih secara vertikal maupun horizontal. Keduanya harus seimbang.
Lebih nyata lagi makna kasih ini dimanifestasikan dalam sepuluh perintah Allah. Jika ditelusuri, Perintah satu sampai tiga ini dimaknai sebagai cinta kasih kepada Allah. Sedangkan Perintah berikutnya dari empat sampai sepuluh ini merupakan wujud konkrit kasih kepada sesama, seperti hormati orangtua, jangan membunuh, jangan berbuat berzina, jangan mencuri, jangan bersaksi dusta terhadap sesama, jangan menginginkan istri sesamamu dan jangan mengambil milik sesamamu secara tidak adil.
Selain 10 Perintah yang telah diuraikan di atas, ajaran Katolik memiliki lima perintah gereja, yakni: pertama; rayakan hari raya yang disamakan dengan hari Minggi. Kedua; ikutlah perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari raya yang diwajibkan dan janganlah melakukan pekerjaan yang dilarang pada hari itu. Ketiga; berpuasalah dan berpantanglah pada hari yang ditentukan. Keempat; mengaku dosalah sekurang-kurangnya sekali setahun. Kelima; sambutlah Tubuh Tuhan pada Masa Paskah.
Lima perintah Gereja ini tentunya semakin memperkuat bahwa makna kasih yang termaktub dalam kehidupan sehari-hari bagi umat Katolik. Kasih ini tentu patut dihayati, dilestarikan dan dikembangkan ke arah yang lebih baik, secara vertikal maupun horizontal.
Dalam Katolik juga mengenal istilah tiga pilar kebenaran, yaknik Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium. Apa itu Magisterium? Magisterium adalah suatu ajaran yang membimbing gereja.
Dari uraian di atas bahwa kasih adalah kekuatan yang mampu menyatukan umat manusia. Dan Gereja Katolik senantiasa mendorong umat untuk hidup dalam persatuan kasih, mengatasi segala perbedaan dan membangun perdamaian. Menurut Romo Santo, mengamalkan kasih di dunia ini memang penuh tantangan, namun bukan berarti tidak mungkin. Dengan kesadaran, usaha dan bantuan Roh Kudus, maka dapat mengatasi berbagai rintangan dan menjadi saksi kasih Kristus di dunia.
Gereja Katolik Pertama di Jabar
Sekelompok anak muda yang tergabung di dalam Program Sekolah Agama dan Kepercayaan (SAK) belajar mengenal makna kasih, ritus, dan simbol Katolik. Uniknya, pertemuan kelima ini berlokasi di Katolik pertama di Jawa Barat (Jabar). Gereja tersebut bernama Santo Yusuf, yang lokasinya berada di Kota Cirebon,
Disebutkan bahwa gereja ini diresmikan pada 10 November tahun 1880. Artinya bangunan ini sudah berdiri kokoh selama 144 tahun. Sumber lainya menyebutkan bahwa sosok dibalik pembangunan gereja Katolik di Kota Cirebon ini adalah seorang pengusaha gula. Nama Yusuf diambil dari pengusaha gula tersebut yang kemudian didedikasikan menjadi nama gereja.
Tradisi dan Simbol Katolik
Menurut Romo Santo, Paus adalah pemimpin Katolik dunia. Saat ini, Paus berasal dari Argentina. Paus itu dipilih dan diangkat dari Kardinal. Pertemuan itu disebut dinamakan Konklaf. Yang menarik adalah ketika Paus terpilih, maka cerabong asap terlihat berwarna putih.
Lalu simbol-simbol di Katolik banyak, seperti lilin, air, salib, burung merpati, anggur, roti, patung. Setiap ritual tertentu ada simbol khas, seperti Ekaristi harus ada anggur. Semua simbil-simbol dalam Katolik memiliki ajarannya masing-masing.
Sementara itu, Menurut Direktur Fahmina Institute, Marzuki Rais. Kegiatan SAK bertujuan agar anak muda ini dapat memahami proses peribadatan, tradisi, sejarah, ritus, baik sakral dan profan. Jangan sampai menganggap itu tidak berharga dengan melakukan perbuatan seenaknya. Kadang orang tersebut enggan mengenali apalagi memahami orang lain, yang berbeda agamanya.
Dari ungkapan tersebut jelas bawasannya perlu yang namanya sikap tolerasi antar umat beragama. Perbedaan agama tidak lagi dipermasalahkan. Sebab hidup beragama bukan lagi mementingkan ajaran agamanya siapa yang benar, melainkan penghayatan dan pengamalan untuk menciptakan masyarakat yang rukun, damai dan terciptanya rasa aman dalam beribadah.
Menghadapi situasi dewasa ini, pemaknaan cinta kasih yang sudah diuraikan dalam perspektif Katolik memang sangat relevan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ini menjadi kesempatan besar bagi anak muda khususnya untuk menerapkan hukum kasih dalam mewujudkan perdamaian dan meningkatkan martabat kemanusiaan. []