“Saya jadi sedih karena setiap hari Sri katanya diperlakukan secara kasar dan tak manusiawi,” ujar Enah sambil menitikkan air mata, Jumat (11/7). Enah mengungkapkan, informasi tentang perlakuan kasar tersebut diceritakan oleh Sri melalui telefon kepada bibinya yang bernama Jurni (27), yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Menurut Jurni, Sri memang enggan menceritakan nasib buruknya itu kepada orang tua dan kakak-kakaknya karena tidak mau mereka khawatir.
Ketika dikonfirmasi, Jurni membenarkan hal tersebut. Dikatakannya, Sri memang sempat curhat atau bercerita tentang nasibnya. Ia mengaku sering dipukul, ditampar, dan ditendang oleh majikannya. Tak hanya itu, Sri pun diharuskan bekerja siang dan malam tanpa istirahat yang cukup. Bahkan, setiap akhir pekan, Sri malah diperintahkan untuk bekerja di rumah orang tua majikannya, dengan beban pekerjaan yang lebih berat.
“Sri sudah bekerja selama enam bulan, tapi tidak pernah menerima gaji sepeser pun. Padahal seharusnya dia meneirma gaji Rp 1,4 juta per bulan,” ungkap Jurni.
Terkait dengan kejadian tersebut, pihak keluarga mengharapkan bantuan dari pihak PPTKIS yang memberangkatkan Sri, maupun pemerintah untuk dapat membantu memulangkannya ke tanah air. Apalagi, Sri kini selalu menangis karena tak sanggup lagi menerima perlakuan kasar dari majikannya. (oet)
Sumber: www.radarcirebon.com