Minggu, 22 Desember 2024

Ambil Hikmah, Hindari Fitnah

Oleh: Hj. Upik Rofiqoh Imanulhaq

Baca Juga

Subhanallah, suamiku sedang ngetrend. Yang mendukung dann mem-bully sama-sama keren. Bikin popularitas Kang Maman, demikian panggilan akrabnya, naik. Alhamdulillah. Walau kami sedikit kecewa dengan komentar-komentar yang menyerang fisik, juga nada hujatan yang membabi buta tapi semua ada hikmahnya.

Seperti yang Kang Maman katakan, agenda yang padat dan kondisi kesehatan yang tidak begitu baik bisa bikin konsentrasi dan pembicaraan tidak terlalu prima.

Seorang Dai harus punya persiapan yang cukup: baik materi, kesehatan dan penampilan”, itu pesannya sebagai Ketua Lembaga Dakwah PBNU di berbagai pelatihan Dakwah seluruh Indonesia. Saya sebagai istrinya bisa menghentikan aktivitasnya yang bejibum di Pesantren, DPR, LDNU, aktifis dan juga kegiatan kemanusiaan lain.

” Papah itu Hyper aktif. Kalau diam malah sakit”, jawabku saat Puteri bungsuku tanya kenapa Papah gak mau diam.

Beberapa sahabatnya sering mengingatkanya soal kesehatan. Biasanya ia hanya tersenyum dan bilang, “saya sehat. Doakan tetap sehat”.

Sebagai orang yang terus mendampingi Kang Maman lebih dari dua puluh tiga tahun saya tahu itu cara Kang Maman memotivasi diri. Walau itu tidak bisa menyembunyikan kelelahannya. Itu terlihat dari gurat-gurat lelah di wajahnya.

Saya hampir semuanya tahu tentang Kang Maman : ketegasan dan kelemahannya, keseriusannya dan gaya humornya, termasuk nilai-nilai prinsip yang selalu menjadi ciri identitas perjuangannya.

Kecintaannya pada Islam ahlussunah wal jamaah tumbuh dari sejak lahir. Ayahnya orator yang pejuang saat berkali-kalo mendapat acaman pembunuhan dan pembakaran rumah saat terjadi Kerusuhan 65. Kyai Abdurrochim terkenal sebagai pembela Islam, Pembela Ulama dan Pesantren serta Pembela Pancasila dan NKRI.

Ibunya aktifis Muslimat NU, pernah jadi Ketua PC Muslimat NU Sumedang, adalah puteri Ulama kharismatik Mama Muallim Faqieh dari Tasikmalaya, dimana Istrinya (nenek Kang Maman) wafat ditembak pemberontak saat salat subuh.

Didikan pesantren dan kedekatannya dengan Ulama Besar seperti KH. Ali Imran, Gus Dur, KH. Abddurrahman Wahid, Habib Luthfi bin Yahya dan KH. Said Aqil Siradj mengokohkan kecintaannya pada Islam dan Indonesia.

“Sebagai muslim yang juga warga negara Indonesia, kita punya dua tanggung jawab: Tanggung jawab keagamaan dan kebangsaan”, tegasnya dalam pelbagai kesempatan.

Kalau ada di Pesantren yang kami dirikan tahun 1999, Al-Mizan, Kang Maman pasti turun ngecek sarana prasarana Pesantren, rapat dengan para guru dan bercengkrama dengan para santri. Ia sangat mencintai pesantren dan NU. Berbagai even ke NU an dan keumatan digelar di Al-Mizan.

Kang Maman mencintai sholawat Nabi, hingga punya Jamiyyah sholawat Akar Djati yang rutin tiap minggu keliling dari satu majelis ke majelis lain. Kang Maman juga senang ziarah di Kuburan para Wali, Habaib dan Sahabat Nabi. Ia dikenal “Sarkub” kepanjangan dari Sarjana Kuburan.

Integritasnya sebagai aktifis anti korupsi sangat teruji termasuk 3 kali digundul untuk bela KPK. Ia berhubungan secara intensif dengan kawan-kawannya di ICW, KontraS dan ANBTI.

Saat Kang Maman terpilih jadi anggota DPR dari Fraksi PKB, Pak Muhaimin memberi kepercayaan kepadanya untuk memperjuangkan masalah keumatan: peningkatan kualitas penyelenggaraan Haji, RUU Madrasah dan Pesantren, RUU disabilitas dll.

Makanya, saat bersliweran komentar macem-macem atas berita kick andy akhir-akhir ini, saya, anak2 dan keluarga besar Al-Mizan tidak terlalu khawatir.

Yang melakukan bullying pada dasarnya mereka salah paham atau pahamnya salah.

الناس اعداء ما جهلوا
“Manusia jadi musuh atas ketidaktauamya”

Kami lebih tahu siapa ” kyai Maman”.

Sekali lagi kami hanya menyayangkan kalau ada yang menghina fisik, Bukan mengajukan argumen yg rasional dan santun

Tapi, Kang Maman yang sering bilang,

“Bersyukurlah dengan anugerah Allah, berupa fisik yang walau dihina orang lain tapi itulah Ciptaan Allah dan kelebihan darinya. Kekurangan kita adalah kelebihan kita”.

‘Ala kulli hal Tuduhan apapun itu adalah hikmah yang harus dijadikan pelajaran. Kita juga diingatkan Imam Syafii, ” Lawan yang iri dengki dengan Prestasi”.

Kami akan terus dukung Kang Maman untuk berdakwah dengan hikmah ala Nahdhiyah (NU)

Alhamdulillah banyak dukungan dari Para Tokoh lintas profesi dan para santri yg berjuang dengan prinsip

و جادلهم بالتي هي،احسن

Kepada yang hobby menebar fitnah kami berharap tetap tunjukan Prestasi kesholihan kalian : ayo bikin pesantren, ayo turun ke masyarakat yang belum tersentuh dakwah, ayo rangkul anak jalanan, ayo berdayakan orang miskin, ayo perjuangkan Guru Honorer, nelayan, petani dan buruh, ayo lebih semangat membumikan Islam.

Tadi sahur putera Kami Hablie bilang, ” Papah kalo ceramah jangan sulit2 dicerna orang2.

خاطب الناس بقدر عقولهم”.

Semoga Allah SWT menerima amaliah Ramadhan kita. Serta kita mendapatkan spirit Lailatul Qadr” Amiin..

 

 

 

 

Penulis adalah Isteri KH Maman Immanul Haq

tulisan ini pertamakali diterbitkan dilaman Fampage facebook Al-Mizan Jatiwangi pribadi beliau.  tertanggal 18 Juni 2017.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Majjhima Patipada: Moderasi Beragama dalam Ajaran Budha

Oleh: Winarno  Indonesia merupakan Negara dengan berlatar suku, budaya, agama dan keyakinan yang beragam. Perbedaan tak bisa dielakan oleh kita,...

Populer

Artikel Lainnya