Oleh: KH Marzuki Wahid MA
Tahun ajaran baru 2018/2019 telah dimulai. Baik mereka yang mendaftar di jenjang pendidikan formal maupun informal (pesantren). Bagi para pelajar yang baru memasuki sekolah hendaknya mempersiapkan diri menjalani aktifitasnya di sekolah maupun pesantren dengan penuh semangat dan ketekunan.
Berikut duabelas nasihat KH. Marzuki Wahid (Sekretaris Lakpesdam PBNU) yang ditunjukkan bagi pelajar/santri yang hendak menuntut ilmu agar cemerlang lagi bermanfaat.
- Belajar yang sungguh-sungguh
Jangan pernah absen. Setiap penjelasan dan keterangan yang disampaikan dosen, guru, dan kyai ditulis di dalam buku catatan yang dicintai (buku yang bisa disimpan lebih lama). Sebab, ilmu yang Anda peroleh selama belajar pada hari ini akan digunakan untuk selamanya, utamanya pada saat kita berkiprah di masyarakat dan rumah tangga. Oleh karena itu, ikatlah ilmu dengan tulisan yang disimpan pada tempat yang bagus dan bertahan lama.
2. Tiada hari tanpa baca dan nulis
Pastikan dalam satu minggu khatam satu buku. Sering-seringlah berkunjung ke Perpustakaan untuk pinjam dan baca buku. Jangan pergi tempat lain. Setiap buku yang Anda baca, ditulis ulang di buku catatan yang dicintai dengan bahasa sendiri. Untaian kalimat yang Anda tulis itu pada hakekatnya ilmu yang hinggap dalam otak Anda. Banyaknya kalimat yang Anda tulis pada hakekatnya sebesar dan sedalam itu ilmu Anda yang berteduh.
3. Selain buku, bacalah realitas kehidupan
Baik realitas alam, sosial, maupun budaya. Dalam realitas kehidupan itu terdapat sumber ilmu pengetahuan. Praktik kehidupan adalah teori terbaik. Setiap yang Anda lihat adalah fakta-fakta nyata yang menjadi bagian tak terpisahkan dari tujuan kita belajar. Tujuan kita belajar adalah menciptakan kemaslahatan dan mewujudkan keadilan bagi seluruh umat manusia, utamanya mereka yang rentan, tertindas, dan terpinggirkan.
4. Setelah membaca buku dan realitas, dan menuliskannya dalam buku catatan yang dicintai
Sebaiknya ilmu Anda diungkapkan dengan lisan. Anda belajar berbicara dan mempresentasikan pengetahuan Anda kepada orang lain, menjelaskan apa yang Anda tulis. Sekuat kata-kata yang Anda keluarkan, sebanyak itu pula sesungguhnya ilmu yang singgah dalam otak Anda. Sering-seringlah ikut diskusi dan ikut serta berbicara, baik bertanya, berpendapat sendiri, maupun menanggapi.
5. Selama belajar, jangan pacaran
Fokus pada belajar. Sebaiknya buku dijadikan sebagai pacarmu, yang menemanimu setiap saat, terutama dalam kesepian dan kegalauan. Waktu belajarmu bukan waktu yang lama. Jangan buang waktu untuk pacaran.
6. Belajarlah hidup mandiri, sederhana, hemat, dan bersahaja
Tidak perlu mengikuti gaya-gaya hedonis. Sedehana dan alami jauh lebih baik daripada kepura2an. Jika bisa dilakukan sendiri, kenapa harus minta bantuan orang lain, ini harus menjadi prinsip hidupmu.
7. Usahakan menulis minimal satu halaman
Tulisan dituangkan dalam buku yang dicintai. Tulisan yang bersifat umum bisa di-upload di fb, twitter, instagram, dll agar dibaca orang lain. Selain sebagai pencerahan, juga agar memperoleh kritik dan masukan dari pembaca.
8. Jangan pernah tinggalkan sholat fardlu
Usahakan jama’ah, meski dengan teman sendiri. Banyak hikmah kita peroleh dari sholat berjamaah. Sempurnakan dengan sholat sunnah.
9. Berdoa selalu kepada Allah apa yang kau inginkan
Siang dan malam. Allah lah tempat kita mengadu dan meminta. Terutama, berdoa setelah sholat tahajjud pada sepertiga akhir malam.
10. Usahakan selalu baca al-Qur’an setelah sholat fardlu
Membaca al-Qur`an meskipun cuma satu halaman. Jika paham, sambil resapi maknanya.
11. Belajar hidup sehat dan bertanggungjawab
Sehat artinya lingkungan kita bersih, rapih, istirahat cukup, makan dan minum cukup (tidak harus mewah), dan selalu berpikir positif. Bertanggungjawab artinya jujur, tidak berbohong, terbuka, taat hukum, menghargai perbedaan, siap menerima kritik, dan siap menanggung risiko dari semua perkataan dan perbuatan yang kita lakukan, betapapun getir.
12. Niatkan belajarmu untuk menghilangkan kebodohan (izalatul jahalah)
Jika kebodohan hilang, ilmu akan hadir memenuhi jiwa dan akalmu. Jika kamu berilmu (‘alim/ah), percayalah dunia dan akherat akan mengikutimu. Pekerjaan dan uang akan mengejarmu. Bukan sebaliknya kamu mengejar uang dan pekerjaan. Dengan ilmu, jodohmu juga akan datang sendiri, tanpa dilirik. Ilmu adalah kunci segalanya (al-ilmu miftahu kulli sya’i).
Rozaqokumullohu fahman nabiyyin wa hifdhal mursalin wa ilhamal malaikatil muqorrabin wa ‘ilmal ‘ulamail ‘amilin wa hikamal hukama’il hakimin wa siyasatal mulukil ‘adilin… Amin.