Sabtu, 23 November 2024

Islam: Kepasrahan secara Penuh

Baca Juga

Secara harfiyah Islam pertama-tama bermakna kepasrahan dan ketundukan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada siapa semua ciptaan-Nya mengabdikan/menghambakan diri. Tuhan Allah yang dipercayai kaum muslimin adalah Tuhan bagi semua ciptaan-Nya. Dialah “rabb al-‘âlamîn”. Islam hadir untuk semua makhluk Tuhan; manusia dan alam semesta, kapan saja dan di mana saja. Dengan begitu di hadapan-Nya semua makhluk, tanpa melihat aneka latarbelakang sosial-budaya berada dalam posisi yang sama dan setara sebagai hamba Tuhan.

Islam juga berarti keselamatan dan kedamaian (salam). Nabi mengatakan: “al-Islâm man salima al-muslimûn min lisânihi wa yadihi” (orang Islam adalah orang yang kehadirannya membuat rasa aman bagi orang lain baik dari ucapan maupun tangannya). Nabi Muhammad Saw selalu menganjurkan umatnya untuk menyampaikan salam dengan ucapan:  “assalâmu’alaikum” (keselamatan/kedamaian atas kamu) ketika saling bertemu. Di antara kewajiban seorang muslim adalah menyebarkan ‘salam’.
 
Membaca salam pada akhir shalat juga dinyatakan sebagai kewajiban.
 
Ajaran Islam ini tidak hanya dibicarakan atau diwacanakan, tetapi juga menjadi cara hidup Nabi Muhammad saw. dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga cara hidup khulafâ’ al-rasyidûn (para pengganti Nabi yang memperoleh petunjuk) dan para sahabat yang lain. Mereka hidup bersama orang lain yang berbeda agama tanpa membedakan, bersama orang miskin tanpa meminggirkan, bersama perempuan tanpa merendahkan, bersama orang awam tanpa membodohi, bersama orang kecil dan orang kulit hitam tanpa mengurangi hak-haknya dan seterusnya.
 
Sayyed Hossen Nasr, salah seorang cendikiawan muslim kontemporer terkemuka, kelahiran Iran, mengemukakan pandangannya secara lebih jauh tentang inti Islam ini. Katanya: “Jantung atau inti Islam adalah penyaksian Keesaan Tuhan, universalitas Kebenaran, kemutlakan untuk tunduk kepada Kehendak Tuhan, pemenuhan segala tanggungjawab manusia dan penghargaan kepada hak-hak seluruh makhluk hidup. Jantung atau inti Islam mengisyaratkan kepada kita untuk bangun dari mimpi yang melalaikan, ingat tentang siapa diri kita dan mengapa kita ada di sini, dan untuk mengenal dan menghargai agama-agama lain”.
 
“Islam beranggapan bahwa semua agama yang benar didasarkan pada ketundukan mutlak kepada Tuhan. Nama Islam tidak hanya berarti agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui al-Qur’ân tetapi juga seluruh agama yang autentik. (Baca: S. Hossen Nasr, The Heart of Islam).[]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Sosialisasi Pilkada Serentak 2024: Serukan Pemilih Cerdas dan Tolak Politik Uang

Oleh: Zaenal Abidin Cirebon, Fahmina Institute- Dalam rangka memperkuat demokrasi dan keberagaman, KPU Kabupaten Cirebon gandeng Fahmina Institute mengadakan acara...

Populer

Artikel Lainnya