Oleh: KH. Husein Muhammad
Sayyidah Nafisah (762-824 M),@. Nama lengkapnya : Nafisah binti Hasan bin Zaid bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Beliau cicit Nabi Saw. Beliau adalah teman baik sekaligus Guru al-Imam al-Syafi’i (767-820M).
Ada cerita menarik mengenai pertemuan dan pertemanan Imam al-Syafi’i dengan Sayyidah Nafisah. Imam al-Syafi’i sudah lama mendengar nama besar dan ketokohan perempuan ulama ini dan mendengar pula bahwa banyak ulama yang datang ke rumahnya untuk mendengarkan pengajian dan ceramah- ceramah yang diselenggarakannya setiap hari.
Imam Muhammad bin Idris Al-Syafi’i datang ke kota ini lima tahun sesudah Sayidah Nafisah di Mesir. Beberapa waktu kemudian al-Syafi’i meminta bertemu dengannya di rumahnya. Sayyidah Nafisah juga telah mendengar kebesaran Imam al-Syafi’i. Beliau senang mendengar keinginan itu dan menyambutnya dengan seluruh kehangatan dan kegembiraan.
Perjumpaan itu dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan yang sering. Masing-masing saling mengagumi tingkat keilmuan, kesarjanaan dan intelektualitasnya. Bila al-Imam berangkat untuk mengajar di masjidnya di Fustat, ia mampir ke rumahnya, begitu juga ketika pulang kembali ke rumahnya.
Dikabarkan bahwa Imam al-Syafi’i adalah :
أَكْثَرَ الْعُلَمَآءِ جُلُوساً اِلَيْهَا وَأَخْذاً عَنْهَا فِى الْوَقْتِ الَّذِى بَلَغَ فِيهِ مِنَ الْاِمَامَةِ فِى الْفِقْهِ مَكَانًا عَظِيمًا
“Ulama yang paling sering bersamanya dan mengaji kepadanya, justeru dalam statusnya sebagai tokoh besar dalam fiqh”.
Dua orang ulama besar itu sering terlibat dalam diskusi-diskusi yang hangat, ilmiyah dan bersahabat. Mereka saling menghargai.
Pada bulan Ramadan al-Syafi’i juga acap salat Tarawih bersama Sayyidah Nafisah di masjid perempuan ulama ini.
وَكَانَ يُصَلِّى بِهَا التَّرَاوِيحَ فِى مَسْجِدِهَا فِى شَهْرِ رَمَضَانَ
“Imam al-Syafi’i shalat Tarawih bersamanya di masjidnya selama bulan Ramadan”.
Saya tidak tahu siapa yang menjadi Imam dan siapa yang menjadi makmum antara keduanya.