Oleh: Zaenal Abidin
Bulan Muharram merupakan bulan istimewa bagi umat Silam. Bulan ini menandai pergantian tahun hijriah di dalamnya bebrbagai pristiwa penting terjadi. Termasuk di beberapa negara tanggal-tanggal di bulan ini memiliki kesan dan tradisi tersendiri. Salah satunya pada tanggal 10 Muharram dikenal juga dengan 10 Asyura.
Umat muslim di nusantara mengenal Idul Yatama (Hari Raya anak yatim) yang jatuh setiap tanggal 10 Asyura. Penyebutan ini merupakan ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim, sebab pada saat itu banyak orang yang memberikan perhatian dan santunan kepada mereka.
Rasulullah SAW sangat menyayangi anak yatim, terutama pada momen 10 Muharram. Di mana pada tanggal tersebut, Beliau menjamu dan bersedekah bukan hanya kepada anak yatim, tapi juga keluarganya.
Rasulullah SAW. bersabda:
“Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“. (Kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin)
KH. Sholeh Darat menyebutkan dalam kitab Lathaifut Thaharah wa Asrarus Shalah tentang kemuliaan bulan Muharram. “Bahwa awal Muharram itu adalah tahun barunya seluruh umat Islam.
Adapun tanggal 10 Muharram adalah “Hari Raya” yang digunakan untuk bergembira dengan shadaqah. Hari raya ini adalah untuk mensyukuri nikmat Allah, bukan hari raya dengan shalat. Tetap hari raya dengan pakaian rapi dan memberikan makanan kepada para faqir.
Kita juga dianjurkan buat mengusap kepala anak yatim sebagai bentuk kasih sayang. Dikisahkan ada seseorang yang mengadu pada Rasullah SAW mengenai keadaan hatinya yang keras.
Maka Rasulullah SAW berkata kepadanya;
‘Jika kamu ingin hatimu lembut, berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim . (HR. Ahmad).