Senin, 25 November 2024

Makna 40 Hari Wafatnya Gus Dur

Baca Juga

40 Hari Gus Dur40 Hari sudah, Gus Dur meninggalkan dunia. Seperti apakah makna wafatnya Gus Dur bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia?

Putri Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid memaparkan, dunia dan masyarakat telah kehilangan Gus Dur dengan cara kehilangannya masing-masing.

“Bagi warga Tionghoa tidak akan lupa bagaimana Gus Dur menghidupkan kebudayaan dan memberikan kesempatan untuk menjalankan keyakinan, seperti Imlek. Mereka juga kehilangan orang yang telah menghapuskan dikriminasi,” katanay di kediaman keluarga Gus Dur, Ciganjur, Jakarta, Minggu (7/2).

Bagi non muslim, sambungnya, telah kehilangan orang yang memberikan pelindungan untuk menjalankan agama dan kepercayaan mereka masing-masing.

“Bagi Papua, Gus Dur telah mengembalikan harga diri dengan mengizinkan memakai nama Papua dan mengibarkan bendera tradisional mereka bintang kejora. Bagi nahdliyin, Gus Dur adalah orang yang membuat NU menjadi kekuatan penompang di Indonesia dan dunia internasional. Bagi warga miskin, Gus Dur memberikan perlindungan dan pengayoman,” paparnya.

Gus Dur, lanjut Yenny, selalu percaya bahwa seorang pemimpin adalah bayangan Allah SWT di dunia. Hanya kalau mereka bisa melindungi semua orang di dunia seolah tidak ada yang ditakuti Gus Dur, karena Gsu Dur hanya takut kepada Allah SWT.

“Dia hanya ingin ridho Allah bukan popularitas. Dan itu diterjemahkan dengan cara, ‘gitu aja kok repot’. Gus Dur selalu mengajarkan, benamkan dirimu dalam kekosongan, artinya jika melakukan sesuatu bukan untuk mengharapkan apa-apa, pangkat, popularitas atau apapun,” tuturnya.

Menurutnya, semua hal telah diterima Gus Dur, baik yang memberi atau mengkhiananti. “Seperi itulah Gus Dur. Keikhlasan beliau terlihat, dalam beberapa tahun dia sakit, tapi enggak pernah mengeluh. Dia bilang, kalau ngeluh artinya dia tidak rela dengan takdir Allah SWT. Cita-cita Gus Dur menjadikan Indonesia yang sejatera, aman dan aman dalam berkeyakinan dimana semua orang bisa beribadah dalam keyakinannya masing-masing. Islam harus menjadikan Indonesia yang harus jadi pelindung mereka yang lemah, itu waisat beliau,” imbuhnya. [mut] (sumber: Bayu Hermawan/INILAH.COM)
 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Sosialisasi Pilkada Serentak 2024: Serukan Pemilih Cerdas dan Tolak Politik Uang

Oleh: Zaenal Abidin Cirebon, Fahmina Institute- Dalam rangka memperkuat demokrasi dan keberagaman, KPU Kabupaten Cirebon gandeng Fahmina Institute mengadakan acara...

Populer

Artikel Lainnya