Senin, 23 Desember 2024

Mari Tauladani Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Mulia

Baca Juga

Oleh: Dr. (HC) KH. Husein Muhammad

Secara umum kita dapat mengatakan bahwa kekaguman itu terletak pada eksistensi (pribadi) Muhammad saw yang memesona dari seluruh aspeknya yang didambakan oleh dunia kemanusiaan, sepanjang sejarah umat manusia, di mana dan kapanpun. Para Ulama, sejarawan, dan cendikiawan muslim menggambarkan dengan indah tentang pribadi sang Nabi :

Bila ada orang yang meninggal dunia dia mengiring jenazahnya.

Jika ada orang yang sakit dia menengoknya, meski berada di tempat yang jauh.

Dia sering duduk dalam posisi yang sama bersama-sama orang-orang fakir. -Dia mengambilkan untuk mereka makanan dengan tangannya sendiri.

Dia senang menemui teman-temannya untuk sekedar silaturrahim.

Dia menghormati orang-orang yang berbudi pekerti luhur, dan tetap berbuat baik kepada orang yang tidak baik (Ahl al-Syarr).

Dia suka mengunjungi kerabat dekatnya tanpa melebihkan mereka dari orang-orang yang lain.

Dia tidak pernah bertindak kasar kepada siapapun dan memaafkan orang yang meminta maaf.

Nabi Saw adalah orang yang banyak senyum, kadang-kadang tertawa, tetapi tidak berlebihan.

Seperti yang lain, dia juga suka bercanda, tetapi tak pernah berbohong.

Dia tidak mengenakan pakaian melebihi pakaian pembantunya,

Dia tidak pernah mencaci siapapun. Dia tidak pernah merendahkan dan memukul perempuan, isteri dan pembantunya.

Bila ada orang yang mencaci-maki orang lain, Nabi mengatakan: “tolong tinggalkan cara seperti itu.”

Bila ada orang berbicara dengan suara tinggi, dia menahan diri dan sabar.

Bila datang kepada hamba-sahayanya, laki-laki atau perempuan, dia mengajaknya berdiri dan membantu keperluannya.

Nabi tidak pernah membalas keburukan orang lain dengan keburukan serupa, melainkan memaafkannya dan mengulurkan tangannya.

Jika bertemu orang, dia mengucapkan salam, ucapan damai, lebih dahulu.

Bila bertemu temannya, dia mengawali mengulurkan tangannya.

Nabi selalu berzikir (mengingat Allah) baik ketika berdiri maupun ketika duduk.

Jika ada orang yang duduk menunggunya ketika sedang shalat, dia mempersingkat shalatnya lalu menemuinya sambil mengatakan: apakah ada yang bisa aku bantu?.

Ketika mendengar cucunya menangis, dia menyegerakan shalatnya, lalu menemui dan menggendongnya.

Ketika dia masuk dalam suatu majlis, beliau duduk di tempat mana saja yang kosong yang dilihatnya pertama kali.

صل وسلم عليه وعلى اله

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Majjhima Patipada: Moderasi Beragama dalam Ajaran Budha

Oleh: Winarno  Indonesia merupakan Negara dengan berlatar suku, budaya, agama dan keyakinan yang beragam. Perbedaan tak bisa dielakan oleh kita,...

Populer

Artikel Lainnya