Cirebon, 10 Juni 2008, ada peristiwa aneh tapi nyata di Cirebon. Peristiwa yang telah menciderai adat-istiadat, sopan-santun, khususnya yang selama ini dipegang keluarga dan masyarakat pesantren Cirebon. Bagaimana tidak, tradisi sowan, dimana yang muda hormat dan datang ke yang sepuh, kini telah dilanggar. Ini terkait dengan KH. Syarif Utsman Yahya (Habib Utsman Yahya), salah seorang tokoh sepuh NU dan pengasuh pesantren Khatulistiwa Kempek dipanggil serta dijemput MUI, untuk mengklarifikasi pembelaannya selama ini terhadap hak-hak sipil Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).
Tentu peristiwa dipanggilnya ulama sepuh seperti Habib Utsman Yahya oleh kalangan yang lebih muda yang ada di MUI Cirebon ini diluar kebiasaan. Dalam tradisi pesantren Cirebon, jika memang MUI mau mngklarifikasi, kenapa bukan MUI-nya yang sowan, silaturahmi dan datang ke kediaman Habib Utsman. Mengapa Habib yang ’dipanggil’.
Ini diluar kewajaran. Karena itu lalu saya mewawancarai Habib Utsman Yahya via telepon soal pertemuan klarfikasi tersebut. Mula-mula Habib Utsman menjelaskan bahwa: ”Saya mau datang ke MUI, karena katanya mau klarifikasi dengan saya soal Ahmadiyah. Selain ketua MUI, Ja’far, di sana ada banyak orang, beberapa dari NU, seperti Wawan Arwani, Ali Murtadha, Kyai Bishri Imam. Ada juga Anshor Cirebon, Tono, yang malah ngaku FPI. Tetpai yang banyak kelihatannya malah bukan dari NU. Mngkin HTI dan yang semacamnya. Kalau tidak salah ada sekitar dua puluh orang lebih. Saya sendirian saja”. Ketika ditanya Habib Utsman ditanya apa saja oleh orang-orang yang di MUI? Beliau menjawab, ”Saya ditanya apakah saya ini membela Ahmadiyah? Saya jawab bahwa sebagai orang NU saya menyatakan bahwa NKRI atas dasar kosntitusi UUD 1945 dan Pancasila sudah final. Dalam konteks ini saya nyatakan bahwa Ahmadiyah tidak bisa dibubar-bubarkan. Karena membubarkan Ahmadiyah berarti melanggar konstitusi”.
Menurut Habib Utsman, pandangannya ini saat itu diiyakan oleh beberapa yang hadir, seperti Wawan Arwani dan Bishri Imam. Yang menarik, ternyata pertemuan tersebut tidak sekedar hendak klarifikasi (tabayyun), tetapi juga mendesak bahkan menekan Habib Utsman Yahya agar menyatakan bahwa Ahmadiyah sesat. ”Saya didesak untuk menyatakan Ahmadiyah sesat. Tetapi saya tidak mau di tekan. Bagi saya, Ahmadiyah punya hak hidup di negeri ini”, tegas Habib dan ulama sepuh Cirebon ini.
Dari Habib Hasan putra Habib Utsman Yahya diketahui bahwa ayahnya dijemput MUI, pkl. 10.00 WIB dari rumah. Setelah selesai MUI, Habib Utsman juga diantar pulang oleh MUI ke rumah. ”Abah (Ayah) terlihat biasa-biasa saja, seperti tidak ada masalah”, kata putranya, Habib Hasan.**