Tidak menyangka seorang perempuan yang sangat keibuan dengan pembawaan kalem dan lembut, kini menjadi sosok pemimpin kepala daerah di salah satu kabupaten di Jawa Tengah yaitu Brebes, yang harus tegas memimpin dan member contoh pada masyarakat Brebes. Dia adalah Ibu Ida Priyanti, yang lahir di Tegal Jawa tengah, pada tanggal 9 Janurai 1971. Ida Priyanti adalah anak ke tiga dari enam bersaudara, ia menikah tujuh belas tahun yang lalu dengan seorang perwira kepolisian Drs. H. Warsidin. Pada perjalanan pernihakahannya mengalami percobaan yang berat untuk mendapatkan keturunan, karena hingga pada tahun ketujuh baru diberi karunia dari pernikahannya, itupun melalui proses bayi tabung untuk anak yang pertama, kedua, dan selanjutnya baru normal proses mengandungnya. Empat anak itu adalah Raihan Raka, Elsanti Nabihah Salma, Elshinta Navita Salma, Muhammad Rafi Danendra.
Ibu Ida Priyanti anak ke tiga dari Bapak H. Ismail seorang Pegawai Negeri Sipil dari Kementian Agama bagian urusan haji di Kabupaten Tegal, sedangkan Ibunya bernama Hj. Rohaiyah yang memberi inspirasi kemandirian hidup bagi Ida Priyanti. H. Ismail dan Hj. Rohaiyah, dikenal sebagai sosok pekerja keras, keduanya mulai mambangun usaha mulai dari ternak itik, telor asin, es balok hingga usaha di bidang armada jasa transportasi darat yang cukup maju dan terkenal sampai saat ini yaitu PT. Dewi Sri.
Ibu Ida Priyanti, sejak lahir sampai mengenyam pendidikan SMA hidup dan besar di kota tegal, kemudian melanjutkan kuliah di Yogyakarta dengan mengambil jurusan Ekonomi di STIE Kerjasama Yogyakarta, setalah kuliah beliau ikut mengelola perusahaan milik keluraganya, dengan memegang tanggungjawab sebagai Direktur untuk pengoperasian Bus Dewi Sri. Disamping itu beliau juga aktif kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan dilingkungan kerja suami di Bayangkari Polsek di Tegal Jawa Tengah.
Sikap kepemimpinan Ida Priyanti sudah nampak disaat dia duduk di bangku SMP. Di tempat ia mengenyam pendidikan tingkat pertama, beliau sudah dipercaya oleh guru untuk menjadi ketua pramuka dan dipercaya oleh teman-temannya untuk menjadi ketua kelas. Kepercayaan teman-teman dan guru memberi dorongan yang cukup kuat bahwa dia harus bisa menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Dalam kesempatan wawancara, beliau menyampaikaan dengan rendah hati, sempat merasa ragu akan kemampuan dirinya, tapi kepercayaan teman-temanya menjadikan beliau siap dan tegar untuk memimpin.
Dalam perjalanan hidupnya, dia tidak pernah terfikir akan masuk dalam proses pemilihan pilkada, tapi karena beliau juga memimpin salah satu usaha PT.Dewi Sri sebagai Direktur, ia banyak belajar bagaimana cara memimpin, memanaj, dan cara menghadapi berbagai karakter orang yang berbeda-beda, karena pekrejaan yang ia lakukan tidak hanya mendapat laporan tapi langsung turun ke lapangan untuk menyelesaikan masalah. Dan ia memiliki prinsip “setiap ada masalah saya harus bisa mengatasinya” ungkapnya.
Dalam menjalani hidupnya agar bermanfaat, Ida Priyanti selalu mengingat pesan apa yang dikatakan orang tua. Pada satu saat orang tua Ida Priyanti menyampaikan pesan yaitu “harus menjaga nama baik keluarga dan suami dan masyarakat”. Pesan ini bagi Ida Priyanti adalah pemberian tanggungjawab berat untuk diamalkan, walau pesan ini tidak gampang untuk dijalankan, dia tetap berusaha semak simal mungkin, dan ia yakin karena suami selalu mendampingi dan mndukung. Dan beliau juga yakin bisa menjalankan amanah, ia sangat malu kepada masyarkat jika tidak bisa menjalankan amanh dengan baik, karena masyarakat sangat berharap bahwa beliau memegang kepercayaan dan tangungjawab yang sudah diberikan.
Proses karir belaiu sejak lulus bangku kuliah, sebenarnya gerak di usaha, itu terlihat dalam perjalanan hidupnya hingga dia menjadi Direktur perusahaan milik keluarga. Namun keaktipan dalam berbagai kegiatan social menempatkan dirinya ditengah masyarakat sebagai orang yang cukup berpengaruh dan dikenal banyak kalangan di kabupaten Brebes. Aktifitas social beliau diantaranya, sering melakukan kegiatan sosial, member santunan untuk anak-anak yatim, memprakarsai dan mengikuti pengajian serta aktif untuk menghidupkan ibu-ibu PKK.
Hal yang perlu dicatat dari sikap Ida Priyanti adalah ketika berbicara soal kesetaraan laki-laki dan perempuan, ia selalu lantang dan keras bahwa perempuan juga mampu jika diberi kesempatan. Dalam kesempatan wawancara ia memberi tekanan bahwa kemampuan perempuan itu meningkat, jika diberi kesempatan dan kesempatan itu ada jika didorong dengan proses-proses yang memberdayakan. Dari cara pandang Ida Priyanti ini menunjukkan kepedulian tinggi terhadap keberdayaan perempuan agar bisa berkiprah diwilayah publik.
Kemudian kepedulian Ida Priyanti terhadap keluarga tidak perlu diragukan lagi, ia sebagi seorang ibu selalu mendorong anak-anaknya untuk menggapai cita-cita, dan dia selalu menekankan anak-anaknya harus belajar dan bekerja keras, dia ingin anak-anaknya sukses.