Oleh: Zaenal Abidin
Penghormatan Nabi Ketika Melihat Jenazah Seorang Yahudi
Diriwayatkan Imam Muslim dari Abi Lail, Qais bin Said dan Sahl bin Hunaif sedang berada di Qadisiyah Palestina. Mereka melihat jenazah melintasi mereka berdua. Ternyata jenazah orang Majusi dari Persia. Tapi kedua orang itu berdiri menghormati jenazah Majusi itu.
Maka kedua memberi alasan mengapa tetap menghormati jenazah Majusi itu. Karena mereka juga melihat rasul menghormati jenazah orang Yahudi. Ada jenazah lewat rasulullah dan rasul berdiri dan sahabat yang lain menanyakan mengapa rasul berdiri seolah menghormatinya padahal jelas jenazah orang Yahudi. Kemudian rasul membenarkan bahwa jenazah itu orang yahudi dan mengatakan “bukankah dia adalah manusia.”
Luar biasa bijaksananya rasul dan inilah pandangan islam tentang manusia. Rasulullah telah menanamkan dalam hati kaum muslimin sebuah pandangan yang menghargai memuliakan semua jiwa manusia. Karena rasul melakukannya dan memerintahkan. Bahkan setelah rasul mengetahui dia Yahudi.
Orang-orang Yahudi hidup bersama Nabi, mereka mendengar ayat al quran dan mendengarkan argumen-argumen dan pembuktian cemerlang. Rasul sudah menyampaikan tapi tidak beriman. Bahkan mereka memusuhi. Dengan berbagai macam tingkatan kejahatan kekerasan verbal maupun fisik. Meskipun tahu betapa kerasnya orang Yahudi itu tetapi rasul berkata menghormat jenazah orang Yahudi. Jenazah tadi tidak dikenal. Bukan orang yang membuat kebaikan kepada rasul. Nabi hanya menganggapnya sebagai manusia seutuhnya yang harus dihormati. Penghormatan ini bukan hanya sebentar atau sesaat, bahkan lama sekali rasul berdiri sampai jenazah itu lewat sampai menghilang.
Imam muslim meriwayatkan. Dari jabir mengatakan “Nabi berdiri, menghormati jenazah orang Yahudi hingga jenazahnya sudah lewat.”
Sikap rasul seperti ini telah tertanam dalam hati sahabat dan muslimin setelahnya. Islam menghormati jiwa manusia yang mendorong dua orang sahabat mampu bersikap berdiri di hadapan jenazah manusia yang menyembah api (Majusi). Majusi itu bukan ahli kitab bahkan mereka yang memerangi nabi.
Baca juga artikel terkait: Pandangan Islam Terhadap Eksistensi Manusia
Mengapa islam pada waktu nabi cepat pesat padahal rasul sendiri di tengah masyarakat non muslim. Pengikutnya besar sampai 90 ribu dalam waktu 23 tahun. Jawabannya Nabi berbuat baik kepada orang termasuk kepada yang berbuat jahat. Karena manusia diberikan karakter senang berbuat baik kepada dirinya dan tidak suka kepada orang lain yang berbuat jahat kepada dirinya. Jangan berbuat buruk kepada orang lain karena akan dibenci.
Inilah ajaran Islam memandang eksistensi manusia dan pandangan kita kepada non muslim yang diajarkan dan dipraktekan nabi, para sahabat nabi dan umat muslim lainnya.[]
Sumber Kitab Fannut Ta’amul an Nabawi Ma’a Ghair Al Muslimin Halaman 23-25. (Kamis, 23 Juni 2022)