Kamis, 14 November 2024

Pertemuan di Gua Maria dengan Orang Muslim

Baca Juga

Oleh: Ida Ad’hiah

Zita Dosussa Muliani perempuan kelahiran Yogyakarta yang sekarang bertugas di Cigugur kabupaten Kuningan. Zita diamanatkan untuk menjadi pendamping orang muda Katolik saat ini. Selain itu, Zita juga sebagai penyuluh agama Katolik dan aktif di Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI).

Mengikuti kelas moderasi beragama adalah hal yang baru dan luar biasa baginya, bertemu dengan teman-teman yang tidak dikenal dan merasa bertemu dengan dunia baru karena memang Zita selama ini berkutat hanya di lingkungan gereja, mengurusi masalah gereja dan yang beliau urusi anak-anak muda gereja.

Ketika mengikuti kelas moderasi beragama, Zita punya kekhawatiran ketika melihat salah satu peserta dengan tampilan tertentu hingga belaiu berpikir bahwa di kelas moderasi tersebut adanya teroris yang menyelundup, karna sebelumnya Zita juga ketakutan terhadap orang-orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda terlebih muslim.

“Melihat wajah atau dandanan tertentu seperti pakaian panjang, mungkin bapak-bapak ini habis dari mesjid atau apa, tapi saya merasa takut” jelas Zita saat menceritakan moment menakutkan dengan orang yang mempunyai dandanan khas.

Ketakutannya terhadap orang yang berbeda latar belakang terutama muslim ini juga akibat dari pengaruh media sosial, sehingga berdampak pada hubungan dan pandangan terhadap orang lain yang berbeda dengannya.

“Sebelumnya saya dengan orang yang berbeda hanya nanya sekedar basa-basi, tapi sekarang dengan teman-teman ini tembok besar yang awalnya ada seperti teruntuhkan” tambahnya. Zita mengaku merasa nyaman duduk dan berbagi cerita dengan beberapa alumni kelas moderasi beragama.

Pasca kelas moderasi beragama Zita sangat terharu ketika salah satu alumni kelas moderasi beragama mengajak bertemu di gua maria, pertemuan itu juga yang menghilangkan kekhawatiran dan prasangkanya terhadap salah satu peserta yang ia takutkan.

”Saya menyangka dia teroris yang nyelundup, tapi ketika bertemu langsung saya langsung tahu kalau dia orangnya humoris dan pengetahuannya luas, pokoknya plong. Jadi sebenarnya pas ketemu langsung itu bikin plong” paparannya.

Pengalaman yang menurut Zita luar biasa itu tidak hanya berhenti menjadi pengalamannya sendiri, tetapi ia ceritakan pengalaman-pengalamannya kepada anak-anak muda katolik yang menjadi dampingannya, dan itu medapatkan respon baik dari anak-anak muda tersebut meski mereka mengungkapkan kekhawatirannya takut tidak bisa diterima karena ras Chinese mereka.

Zita berharap alumni kelas moderasi ini bisa menjadi pembicara untuk sekadar berbagi pengalaman kepada teman-teman muda Katolik, Zita juga berharap bisa membuat acara dengan mengundang narasumber Fahmina (Bapak Marzuki Rais) dengan harapan anak-anak muda dampingannya juga bisa mendapat pengetahuan baru dan bisa membuka diri terhadap orang yang berbeda dengannya serta bisa bergabung dengan teman-teman alumni kelas moderasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Sekolah Agama dan Kepercayaan Bahas Jejak Sejarah dan Ajaran Hindu di Indonesia

Oleh: Zaenal Abidin Cirebon, Fahmina Institute — Sekolah Agama dan Kepercayaan (SAK) Bagi Orang Muda bahas jejak sejarah dan ajaran...

Populer

Artikel Lainnya