Rabu, 27 November 2024

Perencanaan Program Tidak Matang, Sosialisasi Kondom Ditentang Masyarakat

Baca Juga

Pekan Kondom Nasional 2013 di Indonesia untuk menanggulangi penularan HIV/AIDS akhirnya dibatalkan. Sejak digelar Minggu 1 Desember, berbagai reaksi muncul di media sosial untuk menentangnya karena dianggap sebagai langkah yang menghalalkan seks bebas.

“Kami sampaikan bahwa PKN dibatalkan sesuai hasil diskusi Kemenkes dan juga dengan kesepakatan Direktur DKT (perusahaan internasional yang bergerak dalam keluarga berencana),” kata Budi Harnanto, Deputi Dukungan Umum Komisi Penanggulangan AIDS Nasional melalui pesan singkat.

“Telah terjadi misinterpretasi dan misinformasi terkait tujuan kampanye kondom, sehingga acara dihentikan,” tambahnya.

Dua organisasi Islam Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, sudah mengeluarkan seruan agar umatnya tidak ikut serta dalam kampanye itu.

“Jadi yang semula tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah dengan alasan ketakutan terhadap HIV/AIDS justru kemudian tidak menjadi takut lagi karena kampanye itu dilakukan secara besar-besaran,” tutur Syafiq Mughni, salah seorang Ketua Muhammadiyah, kepada BBC Indonesia.

Sementara itu Dr Sri Pandam Pulungsi -yang berpengalaman sebagai penasehat Badan Kesehatan Dunia, WHO, dalam penanggulang AIDS di Indonesia- pada prinsipnya mendukung upaya kampanye namun dengan titik berat pada sosialisasi informasi tentang kondom.

“Dan juga meningkatkan pemahaman. Misalnya para penentang ini diberi pemahaman yang benar dan jelas, selama ini kan mereka belum terfokus dengan infomasi yang benar. Jadi cuma ada isu-isu saja tanpa ada pemahanam yang semestinya” tuturnya.

Keputusan pembatalan menjadi pertanda bahwa pemerintah masih mendengar suara-suara dari masyarakat.

Namun pada sisi lain menunjukkan perencanaan program tidak matang sehingga langsung memicu penentangan keras dari masyarakat?

Ketahuan bodoh pejabat di sini. Anak SD tahu kondom dan kegunaanya tapi cara memperjelas kondom pada masyarakat itu yang tidak baik dan terkesan menganjurkan seks bebas untuk tidak hamil pada anak-anak di bawah umur. Indonesia bukan Eropa.

Dan menurut Anda apakah diperlukan sosialisasi tentang kondom atau itu akan selalu diartikan sebagai salah satu langkah mendorong seks bebas?

Apa pun komentar, pendapat, maupun saran Anda, segera kirim Indonesia dan sebagian yang terpilih juga akan disiarkan di BBC Indonesia.

Ragam pendapat

“Saya sangat setuju dengan di batalkannya PKN. Solusi terbaik saya tidak terkena/tertular HIV/AIDS adalah dengan belajar agama dan mengamalkannya karena di dalam ajaran Islam hubungan dengan lawan jenis yang bukan muhrim sangat dijaga. Jadi kemungkinan terkena HIV/AIDS sangat minim. Jika sudah sah suami istri salah satunya ada yang terkena HIV/AIDS kan bisa beli kondom sendiri.” Abidah, Purwokerto.

“Saya rasa kampanye kondom merupakan langkah yang bagus untuk mencegah HIV/AIDS. Yang dikatakan Muhammadiyah dan NU bahwa kampanye penggunaan kondom merupakan pendorong seks bebas, saya rasa adalah hal yang sangat keliru. Memangnya Muhammadiyah dan NU melihat hal itu dari segi mana? Kalau melanggar hukum Islam, semua agama mengharamkan seks bebas. Jadi sadar atau tidak sadar seks bebas sering memang lagi terjadi sekarang ini. Penggunaan kondom juga bisa membantu mencegah virus HIV/AIDS kepada pasangan yang telah menikah apabila salah satu dari mereka mengidap penyakit tersebut.” Febriano Arjuna, Kupang.

“Menkes bodoh, tak punya program lain apa?” Ashar, Mandailing Natal.

“Pekan Kondom bukan hal buruk. Jika menganggap sebagai seks bebas maka itu Anda yg menganggapnya berpikir negatif. Kan dasarnya untuk mengurangi penyebaran Virus HIV dan AIDS. Jadi sungguh disayangkan kalau kampanye ditiadakan. Indonesia, ubahlah pandangan pikiran Anda!” Ric B, Banjarmasin.

“Mengusung artis panas sebagai ikon di bis PKN itu tujuannya apa? Kalau benar tujuannya sosialisasi pemakaian kondom dalam rangka pencegahan penularan HIV mestinya bergambar orang yang sudah terkena AIDS parah, gambar bayi-bayi tidak berdosa, gambar anak-anak tanpa ayah/ibu. Sebagai peringatan bahwa seks sembarangan tanpa ikatan pernikahan itu tidak indah dan seksi tapi menyusahkan diri sendiri dan banyak orang. Jadi bagi-bagi kondom di jalanan tidak menyelesaikan masalah malah menimbulkan masalah baru yaitu pembiasaan/’legalisasi’ pembelian kondom tanpa malu-malu lagi bagi siapa saja, termasuk anak-anak remaja. Atau inikah tujuan sebenarnya dari kemenkes dan pabrik kondom? Kalau iya, ini pelecehan bagi seluruh umat Muslim yang memegang teguh ajaran agamanya dan seluruh masyarakat yang menghargai kekokohan moral keluarga.” Diny, Bandung.

“Pejabat tersebut sudah buta hatinya, beku hatinya. Semestinya kita orang timur malunya digunakan lebih peka terhadap yang demikian. Semoga kita yang masih mempunyai anak usia sekolah membentengi dengan iman yang kokoh ketimbang pejabat yang nota bene mengejar target demi ketenaran tanpa makna.” Darmanto, Jakarta.

“Saya sebagai guru cukup prihatin dengan sikap Menkes. Mengapa PKN menjadi program pemerintah? Apalagi sasaran tembaknya pada institusi pendidikan. Sangat tidak relevan dengan masalah penyakit ‘susila’ ini.Apalagi kondom juga belum tentu terbukti efektif untuk mencegah penularan virus HIV karena penyakit AIDS bukan hanya sekedar dari perilaku seksual namun bisa juga dari jarum suntik atau transfusi darah yang terkontaminasi. Jadi saran hentikan PKN yang justru menebar keinginan pemuda pemudi kita, anak-anak didik kita, masyarakat kita, mencicipi seks bebas dengan kondom gratis pemberian pemerintah. Jangan tunggu azab Tuhan menimpa kita.” Tri Yulianingsih S.Pd, Depok.

“Kondom itu kan pasti untuk berhububungan intim. Yang namanya berhubungan intim ya harus dengan pasangan yang halal. Dari sini saja sudah jelas kalau kondom harus diberikan dengan orang yang tepat yaitu pasangan suami istri. Jadi saya tidak habis pikir caranya Ibu Menteri yang akan membagikan kondom ke masyarakat. Terutama menyasar remaja dan mahasiswa di sekolah atau kampus. Anak remaja/mahasiswa dikasih gratis ya sudah pasti dia pakai. Karena belum punya pasangan halal, ya dipakailah sama pacar dan sejenisnya. Jadi yang kami protes sebetulnya lebih kesasaran pembagian kondom. Gitu. Salam buat bu Menteri…” Fuadiy, Jakarta.

“Harusnya berpikir bijak, kondom itu bukan media berzinah atau seks bebas. Kalau sudah tahu zinah itu haram, ya tidak akan melakukannya terlepas dari tertular VIV atau tidak. Jadi jangan dibalik bahwa pembagian kondon itui melegalkan zinah.” Erma, Bogor.

“”Ketahuan bodoh pejabat di sini. Anak SD tahu kondom dan kegunaanya tapi cara memperjelas kondom pada masyarakat itu yang tidak baik dan terkesan menganjurkan seks bebas untuk tidak hamil pada anak-anak di bawah umur. Indonesia bukan Eropa.” Hamza, Madina.

“Itu melanggar ajaran Islam. Apa pun yang namanya zinah tetap haram. Kalau di sini pakai kondom itu biar tidak hamil.” Wahyudi, Bojonegoro.

“Pengalihan isu saja itu, dari isu Pak Boediono.” Kamal Rumy, Tarim Yemen.

sumber: http://www.bbc.co.uk/indonesia/forum/2013/12/131202_forum_kondom.shtml

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Sosialisasi Pilkada Serentak 2024: Serukan Pemilih Cerdas dan Tolak Politik Uang

Oleh: Zaenal Abidin Cirebon, Fahmina Institute- Dalam rangka memperkuat demokrasi dan keberagaman, KPU Kabupaten Cirebon gandeng Fahmina Institute mengadakan acara...

Populer

Artikel Lainnya