Senin, 23 Desember 2024

Hari Ini Ritual Ceng Beng

Baca Juga

Cirebon – Tradisi masyarakat Tionghoa menhormati leluhur dengan mengunjungi dan membesihkan makam, atau bisa dikenal dengan istilah perayaan Ceng Beng akan kembali digelar. Ceng Beng dilakukan setidaknya sekali dalam setahun, jatuh antara tanggal 4-6 April (Kalender Masehi).

Menurut Budayawan Tionghoa Cirebon, Yan Siskarteja, sepuluh hari sebelum dan sesudah peringatan Ceng Beng orang Tionghoa akan pergi ke makam, rumah abu atau pantai untuk berdo’a bagi para leluhur.

“Semasa peringatan Ceng Beng inilah, makam-makam dibersihkan dan diperbaiki. Bagi sebagian besar orang Tionghoa, memperbaiki makam atau sekedar membersihkannya di luar masa Ceng Beng sangat tidak dibenarkan,” katanya kepada radar, sabtu (4/4).

Yan menjelaskan Ceng Beng adalah ungkapan dalam dialek Hokkian, sedang dalam bahasa resminya disebut hari raya Qing Ming Jie (bersih terang). Jadi Ceng Beng itu mengandung makna bersih dan terang. Maklum suasana di kuburan itu pada umumnya angker menyeramkan, sepi dan suram bahkan terkesan menakutkan, tetapi di hari raya Ceng Beng mereka merubah menjadi bersih dan terang,” tambahnya seraya menyebutkan puncak perayaan Ceng Beng Masyarakat Tionghoa Kota Cirebon akan dilakukan hari ini Minggu (5/4), terkonsentrasi di Lokasi pemakaman Kuting di daerah Penggung.

Salah seorang tokoh masyarakat Tionghoa, Kusnadi Halim, menerangkan setelah membersihkan lokasi makam, di atas makam batu Bongpai (Nisan) mereka meletakan lembaran kertas perak yang lazim disebut Gin Chua dan kertas-kertas kecil lainnya yang berwarna putih dan kuning. Upacara ini disebut Tek Chua atau peletakan kertas, setelah itu dilanjutkan upacara sembahyang sederhana untuk menghormati, mengenang sanak keluarga mereka yang telah wafat.

“Makam leluhur sangat penting artinya bagi orang Tionghoa. Penentuan letak makam dan arah serta berbagai ukurannya selalu diperhatikan dari sisi fengshui, termasuk juga masa untuk berkunjung ke makam, hal ini dipercaya sangat berhubungan erat dengan keharmonisan dan kesejahteraan anggota keluarga lain yang ditinggalkan,” tuturnya.

Kusnadi menerangkan di beberapa Negara di Asia, peringatan Ceng Beng dianggap sangat penting artinya dan diperingati sebagai hari libur nasional selama beberapa hari. Selain perayaan Tahun Baru Imlek, Ceng Beng adalah tradisi penting bagi Masyarakat Tionghoa, karena pada masa inilah seluruh anggota keluarga berkumpul bersama menghormati dan memperingati leluhur mereka. (Radar Cirebon, Mingu 5 April 2009)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Majjhima Patipada: Moderasi Beragama dalam Ajaran Budha

Oleh: Winarno  Indonesia merupakan Negara dengan berlatar suku, budaya, agama dan keyakinan yang beragam. Perbedaan tak bisa dielakan oleh kita,...

Populer

Artikel Lainnya