KOMPAS.com – Memasuki tahun baru kerapkali diawali dengan pencapaian baru, perubahan positif yang semuanya tertuang pada daftar resolusi tahun ini. Apakah resolusi Anda juga memuat harapan perubahan pada diri pasangan, saudara, ataupun teman laki-laki? Apalagi jika selama setahun atau bahkan bertahun-tahun ke belakang Anda dan pasangan bergelut dalam hubungan yang tidak membahagiakan.
Jika Anda mendambakan laki-laki baru, yang memperlakukan Anda sebagai perempuan dengan lebih adil dan setara, artinya Anda mendamba laki-laki yang menggunakan bahasa feminisme dalam kesehariannya. Kebanyakan laki-laki memang berbicara dan bersikap dengan bahasa dan aturan laki-laki. Seperti dikatakan filsuf Perancis, Jacques Lacan, dunia kita memang penuh dengan aturan laki-laki, yang didominasi lewat cara berpikir dan bahasa laki-laki.
Nah, apakah pasangan, teman, saudara laki-laki Anda sudah berbicara dengan bahasa baru, bahasa feminis? Laki-laki yang punya nyali menyeimbangkan dunia (dari dominasi aturan dan dunia pria) dengan bahasa dan sosok baru tahun ini. Anda bisa mengenali dari perilakunya. Inilah 10 ciri lelaki feminis yang dituliskan Gadis Arivia dalam bukunya Feminisme: Sebuah Kata Hati.
1. Memiliki rasa peduli
Berbahasa feminis, melatih laki-laki untuk peduli terhadap lingkungan terdekatnya, seperti keluarga, lalu menjalar ke tingkat lebih luas dalam masyarakat. Dengan kepedulian ini, laki-laki sensitif pada hati dan perasaan orang lain. Alhasil, laki-laki dapat menjadi pendengar dan pemerhati yang baik dalam bidang apapun.
2. Toleran
Toleransi menjadi senjata ampuh untuk melawan agresivitas, konflik, dan sikap fundamentalis. Laki-laki yang mengembangkan sikap toleran berarti yakin dengan pluralisme. Bukankah individu yang meyakini dan menghargai pluralisme menjadi lebih toleran? Dengan toleransi tinggi, konflik berpasangan yang merugikan salah satu pihak akan terhindarkan, hubungan berpasangan pun lebih setara dan memberikan keadilan baik pada laki-laki, dan terutamanya perempuan.
3. Berbudaya
Laki-laki yang tertarik pada seni, sastra, musik, dan teater memiliki pendekatan budaya dalam dirinya. Sedangkan, salah satu sumber pluralisme adalah budaya. Bisa Anda bayangkan, bagaimana laki-laki yang berbudaya ini menjalani kesehariannya, dengan sikap toleransi tinggi yang berakar dari keyakinannya atas pluralisme dan bersumber dari budaya. Nilai positif yang akan muncul pada diri laki-laki berbudaya adalah budaya membangun, bukan destruktif. Laki-laki berbudaya tentu akan mendukung pasangan atau perempuan di sekelilingnya, dan bukan merusak atau melakukan kekerasan terhadap lawan jenisnya.
4. Membebaskan
Dalam relasi interpersonal, laki-laki feminis mengumbar aura kebebasan dan bukan kesesakan dada. Relasi yang dibangunnya dengan setiap individu bersifat demokratis dan parsipatoris. Artinya, ia berusaha untuk berpartisipasi dalam setiap pikiran dan tindakan partner-nya. Sikap yang membebaskan ini memberikan pengaruh positif pada diri partner-nya untuk berkembang, bukan meninggalkan rasa bersalah, ketakutan, dan penolakan.
5. Menggunakan bahasa positif
Laki-laki feminis menggunakan bahasa yang memberdayakan. Yakni bahasa yang menghindari kosa kasa yang merendahkan. Laki-laki ini menggunakan bahasa sebagai ajang komunikasi untuk saling menikmati percakapan dan memahami diri masing-masing. Bahasa yang digunakan bukan untuk mengatur strategi saling menjebak.
6. Memahami pembagian kerja domestik
Laki-laki feminis akan selalu peduli pada beban domestik. Ia paham dan peduli pada beban kerja domestik. Pengaturan kerja domestik dilakukan dengan kesetaraan. Artinya, laki-laki feminis tidak malu untuk mencuci baju, memasak, dan membersihkan rumah. Membuatkan teh atau kopi untuk pasangannya tidak membuatnya merasa kurang macho. Menggantikan popok bayi dan merawat anak merupakan suatu kewajiban yang dijalankannya dengan rasa bahagia.
7. Peduli hak reproduksi
Gadis menuliskan salah satu kontribusi angka kematian ibu yang tinggi adalah tidak pahamnya pria akan pentingnya hak-hak reproduksi perempuan. Keterlibatan pria pada kehamilan perempuan dan konstrasepsi sangat penting. Pria feminis mau belajar tentang seluk-beluk reproduksi perempuan karena ia peduli pada kehidupan pasangannya.
8. Menggairahkan dalam aktivitas seksual
“Pria feminis selalu bersikap sensitif pada kebutuhan-kebutuhan seksual partner-nya,” kata Gadis. Orgasme perempuan selalu diperhatikan dan dijadikan fokus dalam setiap aktivitas seksualnya. Percakapan seksual selalu dipastikan terbina dengan sehat. Tujuannya agar aktivitas seks menjadi suatu kenikmatan secara fisik dan psikis.
9. Transparan
Laki-laki feminis memberlakukan anggaran dengan transparan dalam pengaturan keuangan. Ekonomi keluarga berkaitan erat dengan kesejahteraan dan kebahagiaan. Karenanya, ia menyadari perencanaan yang melibatkan pasangannya dibutuhkan untuk membangun masa depan yang lebih bertanggung jawab. Transparansi anggaran rumah tangga inilah yang menjauhkan dirinya dari praktik korupsi. “Korupsi menjadi bagian yang merusak rumah tangga,” jelas Gadis.
10. Antipoligami
Laki-laki feminis menjunjung tinggi nilai keadilan dan kesetaraan. Ia tidak dapat hidup dengan pasangan yang bergantian dalam satu perjanjian. Kebebasan pria feminis dipertanggungjawabkan dengan loyalitas dan hormat pada pasangannya. Dengan berpegang pada prinsip ini, laki-laki feminis menolak dan antipoligami.
Sumber: Kompas.Com