Fahmina.or.id, Cirebon. Ketua Yayasan Fahmina KH Husein Muhammad ikut merasakan kegelisahan, melihat hujan fitnah yang diproduksi secara massal oleh kelompok tertentu, bahkan ia mensinyalir aktivitasnya merambah menjadi industri.
“Sangat berbahaya kalau teks-teks yang menjurus kepada fitnah, kini diproduksi menjadi industri yang dipesan oleh kelompok kepentingan dan kelompok politik untuk menghancurkan peradaban dan manusia yang tidak sepemahaman dengannya,” ungkap pria yang akrab disapa Buya Husein itu, usai mengisi pengajian rutin Kamisan di Aula Fahmina Institute Jalan Swasembada no.15 Majasem-Karyamulya Kota Cirebon, Kamis (2/2).
Kyai Husein menyarankan agar manusia yang baik dan memiliki kapasitas untuk menulis karya ilmiah tidak pasif menerima informasi, akan tetapi harus menjadi subyek dalam memproduksi tulisan ilmiah yang menyejukkan, adil dan ilmiah.
“Sekarang kelompok yang sengaja memproduksi berita hoax itu bisa menebarkan lebih dari 10 informasi dan disebarluaskan oleh puluhan akun, sementara mutiara dalam fikiran berbentuk pesan agama dan keilmuan masih disimpan, semestinya harus dibagi demi kemaslahatan masyarakat bangsa dan negara ini,” bebernya.
Lanjut Kyai Husein, jangan berhenti meskipun terkadang wacana dan isu yang disampaikan tidak populis, sementara yang menyampaikan pesan membakar provokasi dan terror jauh lebih laku dijual. “Memperjuangkan keadilan dan kesetaraan perempuan contohnya, ini kerap tidak direspon baik, bahkan dikucilkan dan dituduh penyebab perempuan atau istri menjadi melawan suaminya dan atribut lain, padahal Rosulullah Muhammad SAW sangat mengajarkan keadilan untuk seluruh ummat manusia,” kata dia.
Ditambahkan, sejak kapan di Indonesia yang menganut sistem demokrasi ini, non muslim dan kelompok minoritas tidak boleh bahkan diharamkan berkiprah dalam ruang publik.
“Padahal Allah SWT berpesan dalam surat Al-maidah ayat 8, wala yajrimannakum sana’anu qoumin ‘ala alla ta’dilu, janganlah menjadikan kebencianmu atas suatu kaum membuat bening hati dan fikiranmu serta tindakanmu berbuat tidak adil,” pungkasnya.
Laporan: Zain AB
Editor: Mudi El-Ansori