Jumat, 13 Desember 2024

Live In, Upaya Mengenalkan Ahmadiyah Lebih Dekat

Baca Juga

Mengutip apa yang disampaikan Ihsan Ali Fauzi, seorang akademisi juga peneliti dan aktivis pluralisme dalam sebuah acara yang diadakan Pemuda Lintas Iman (Pelita) Cirebon menyatakan bahwa dalam konteks toleransi bukan hanya peace making atau membuat perdamaian yang diperlukan, tetapi juga peace building atau peace keeping, yaitu bagaimana kita menjaga dan terus melestarian perdamaian, tidak menunggu konflik terjadi.
Mungkin hal itu juga yang mendorong Pengurus Pusat Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia (MKAI) mengadakan acara Live In Antar Sahabat MKAI 2014 pada tanggal 30-31 Agustus 2014. Disamping juga ingin mengajak masyarakat di luar komunitas Ahmadiyah lebih mengenal komunitas Ahmadiyah, sesuai dengan tema kegiatan yaitu “Mengenal Lebih Dekat Komunitas Ahmadiyah” .
Acara yang dilangsungkan di Masjid An-Nur Manis Lor ini dihadiri oleh sekitar 40 peserta dari berbagai komunitas seperti komunitas Syiah, Suku Dayak Bumi Segandu Losarang, NU, Pemuda Lintas Iman, PMII, Kontras, Sobat KBB, dan lainnya. Salah satu metode yang dilakukan dalam pertemuan dua hari ini adalah diskusi kelompok, masing-masing kelompok berdikusi dengan beberapa perwakilan dari Ahmadiyah berdasarkan tema pengorganisasian, ekonomi, dakwah, kepemudaan, dan lainnya. Selain itu, peserta juga selama 2 hari tinggal bersama keluarga komunitas Ahmadiyah, sehingga mereka dapat saling mengenal lebih dalam.
Pada sessi malam, panitia menghadirkan tokoh dari pengurus tokoh Nahdlatul Ulama Kuningan, Eman Sulaeman, yang menjelaskan topik “Islam sebagai Agama Rahmatan lil ‘Alamin”, selain menyampaikan bahwa sesungguhnya Islam mengajarkan kedamaian, saling menghormati dan saling menghargai. Kang Eman, sapaan akrabnya, juga menceritakan pengalamannya bagaimana tulisan-tulisannya tentang Ahmadiyah pada saat terjadi penyerangan terhadap komunitas Ahmadiyah, ditolak oleh beberapa media lokal karena keberpihakannya terhadap Ahmadiyah.
Sementara Meissya, dari Komunitas Syiah manyatakan kegiatan live in ini sangat begus, membantu masyarakat sekitar lebih mengerti dan menerima perbedaan, “kegiatan ini menginspirasi saya untuk melakukan hal serupa di komunitas Syiah”, ungkapnya. Pak Buldan Burhanuddin, mubaligh Ahmadiyah menyampaikan bahwa kagiatan ini memang bertujuan menjalin persahabatan yang lebih erat dengan komunitas yang lain, juga sangat senang jika kegiatan ini menginspirasi komunitas yang lain.(AA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Refleksi Gerakan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Cirebon: Menjaga Keberagaman dan Mencegah Kekerasan Berbasis Agama

Oleh: Zaenal Abidin Gedung Negara Cirebon menjadi saksi momen bersejarah pada Rabu, 11 Desember 2024, saat Panggung Kolaborasi puncak peringatan...

Populer

Artikel Lainnya