Senin, 23 Desember 2024

Nishfu Sya’ban: Pembagian Progress Report Kerja Manusia

Oleh: KH Husein Muhammad

Baca Juga

“Sampai kapan kau sibuk dengan kenikmatan diri, padahal setiap langkahmu akan di tanya”  (Al-Bushiri)

Nishfu Sya’bân berarti pertengahan Sya’ban, bulan ke delapan dalam sistem kalender Islam. Kaum muslimin tradisional menganggap bulan ini termasuk bulan penting. Sejak tanggal satu bulan ini mereka berpuasa dan memperbanyak amal saleh. Menurut keyakinan mereka pada pertengahan bulan ini (Nishfu Sya’bân), buku catatan amal manusia ditutup dan diganti dengan buku baru oleh Raqib dan ‘Atid, dua Malaikat yang bertugas mencatat amal baik dan buruk manusia. Begitu pentingnya Nishfu Sya’bân, sehingga mereka menyelenggarakan tradisi membaca surah Yasin sebanyak tiga kali. Lalu berdo’a meminta dipanjangkan umur untuk kerja-kerja yang berguna, dijauhkan dari segala bencana dan diberi kecukupan kebutuhan hidup. Untuk yang ketiga ini ada sebagian yang menyebut,do’a meminta mati dalam keadaan Husnul Khatimah.

Kegiatan keagamaan ini bukanlah mengada-ada, bid’ah, dan bukan tidak ada dasar agama yang dipercaya mereka. Usamah bin Zaid seorang pemuda cerdas, pernah menyampaikan kepada Nabi:

قُلْتُ :يَا رَسُولَ اللهِ ,لَمْ اَرَكَ تَصُومُ مِنْ شَهْرٍ مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ. قَالَ: ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبَ وَرَمَضَانَ. وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْاَعْمَالُ اِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ. فَأُحِبُّ اَنْ يُرْفَعَ عَمَلِى وَاَنَا صَائِمٌ.

“Ya Rasulullah, aku belum pernah melihat engkau berpuasa di bulan lain lebih banyak dari puasamu di bulan Sya’bân”. Nabi pun menjawab; “Bulan itu sering dilupakan orang karena diapit oleh bulan Rajab dan Ramadhan, padahal pada bulan itu, amal-amal manusia selama satu tahun diangkat dan dilaporkan kepada Tuhan. Karenanya, aku ingin agar sewaktu amalanku dibawa naik, aku sedang berpuasa”. (HR. Ahmad dan Nasâ’î).

Abu Daud, ahli hadits terkenal, menginformasikan kepada kita berita dari isteri Nabi; Aisyah: “Sya’ban adalah bulan yang paling disukai Nabi. Beliau berpuasa penuh lalu melanjutkannya pada bulan Ramadhan”.
Mu’az bin Jabal, sahabat Nabi, mengatakan ;
يَطَّلِعُ اللهُ اِلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ. فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ اِلَّا لِمُشْرِكٍ اَوْ مُشِاحِنٍ
“Tuhan mengamati semua ciptaan-Nya pada pertengahan Sya’ban. Dia akan mengampuni mereka, kecuali orang-orang yang menyekutukan-Nya, dan yang suka mendengki/mendendam-kesumat (musyahin)”. Ini hadits Sahih. (H.R. Thabarani dan Ibnu Hibban).

‘Aisyah, isteri Nabi, bercerita pada suatu malam dia kehilangan suaminya, Muhammad Rasulullah saw. Ia sempat curiga sebentar, lalu bergegas mencarinya. ‘Aisyah menemukan suami tercintanya itu di Baqi’, nama kompleks pemakaman (kuburan) para sahabat dan para pejuang (syuhadâ). Di tempat itu Nabi sedang menengadahkan wajahnya ke langit dengan mata sendu, kadang meneteskan air mata. Kepada isteri tercintanya (‘Aisyah), yang kemudian diketahui datang, beliau berkata:
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ اِلَى سَمَآءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِاَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْب. (رواه الترمذى, واحمد وابن ماجه)
“Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung turun ke langit dunia (langit/planet paling dekat dengan bumi) pada malam nishfu Sya’bân dan mengampuni (dosa) hamba-Nya yang jauh lebih banyak dari jumlah bulu domba Bani Kalb”. (HR. Turmudzî, Ahmad dan Ibnu Majah).

Siti Aisyah, menurut sumber informasi yang lain, mengatakan :

يَطَّلِعُ رَبُّنَا لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِلْمُسْتَغْفِرِينَ وَيَرْحَمُ الْمُسْتَرْحِمِينَ وَيَتْرُكُ اَهْلَ الْحِقْدِ

“Tuhan menampakkan Diri pada malam pertengahan Sya’ban. Dia mengampuni mereka yang meminta ampun dan menyayangi mereka yang ingin disayang, dan mengacuhkan mereka yang mendengki/mendendamkesumat”.

Doa Nishfu Sya`ban

(Do’a Nishfu Sya’ban Syeikh Abd al-Qadir al-Jilani)

Duhai Tuhanku
Manakala Engkau Hadirkan malam pertengahan Sya’ban,
Curahkanlah anugerah-Mu
Bebaskan hamba-hamba-Mu dari api neraka
Putuskan dan tetapkan untuk kami
segala kebaikan dan kemuliaan
Bentangkan limpahan karunia-Mu untuk kami
Jadikan kami malam itu
sebagai hamba yang tulus mengabdi hanya kepada-Mu.

“Duhai Tuhan kami.
Orang yang telah Engkau tentukan kematiannya malam ini.
Berilah dia Kasih-Mu.
Dan orang yang Engkau panjangkan usianya, berilah dia Anugerah-Mu.
Antarkan kami memeroleh harapan-harapan yang sulit.
Duhai, Yang kepada siapa semua kaki bersimpuh di hadapan-Nya.
Duhai Tuhan alam semesta. Kasih-Mu selalu kami harapkan,
Duhai Yang Maha Kasih”.

Semoga kedamaian dianugerahkan kepada pemimpin kami,
Ciptaan terbaik-Mu: Muhammad Saw, keluarga dan para sahabatnya.

اللّهُمَّ إِذْ أَطْلَعْتَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ عَلَى خَلْقِكَ فَعُدْ عَلَيْنَا بِمَنِّكَ وَعِتْقِكَ وَقَدِّرْ لَنَا مِنْ فَضْلِكَ وَوَسِّعْ رِزْقَكَ وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ يَقُومُ لَكَ فِيهَا بِبَعْضِ حَقِّكَ.
اللَّهُمَّ مَنْ قَضَيْتَ فِيهَا بِوَفَاتِهِ فَاقْضِ مَعَ ذَلِكَ رَحْمَتَكَ وَمَنْ قَدّرْتَ طُولَ حَيَاتِهِ فَاجْعَلْ مَعَ ذَلِكَ نِعْمَتَكَ. وَبَلِّغْنَا مَا لَا تَبْلُغُ الْاَمَالُ اِلَيْهِ يَا خَيْرَ مَنْ وَقَفَتِ الْاَقْدَامُ بَيْنَ يَدَيهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ خَلْقِهِ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِينَ

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Majjhima Patipada: Moderasi Beragama dalam Ajaran Budha

Oleh: Winarno  Indonesia merupakan Negara dengan berlatar suku, budaya, agama dan keyakinan yang beragam. Perbedaan tak bisa dielakan oleh kita,...

Populer

Artikel Lainnya