Sabtu, 27 Juli 2024

Pengajian Kamisan Fahmina: Mengaji Dunia Perempuan dari Sudut Egaliter

Baca Juga

Fahmina.or.id, Cirebon. Isu perempuan menjadi perbincangan yang poluler dan dibicarakan dimana-mana, walaupun begitu perempuan masih terdiskriminasi oleh sistem kehidupan di masyarkat pandangan-pandangan negatif ada saja menyertainya. Di antar a penyebabnya karena partisipasi perempuan di dalam kehidupan sosial, pilitik ekonomi dan kebudayaan masih terhambat oleh pandangan-pandangn keagamaan konservatif yang tidak adil. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Yayasan Fahmina, KH Husein Muhammad, seusai Pengajian Fahmina di Gedung Fahmina Institute, hari Selasa (27/10/2015).

“ Atas dasar ini Fahmina sebagai lembaga yang konsen di bidang isu perjuangan pemenuhan hak perempuan, menghadirkan kajian tetang perempuan dengan pandangan kesetaraan dan keadilan dalam pandangan Islam,” ungkap Kiai yang juga Pengasuh Pesantren Dar at tauhid Arjawinangun itu.

Menurutnya saat ini kajian kontemporer terkait isu perempuan sangat sedikit menggunakan sumber-sumber keislamaman sebagai landasan berfikirnya.  Padahal  banyak sumber keilmuan Islam yang konsen terhadap isu ini. Salah satunya kitab yang dikaji dalam pengajian  Kitab Al Marah Baina Syariah wa alhaya. Karya Syeikh Dr. Muhammad Habas yang merupakan Ketua Kajian Islam di Damaskus.

“Kitab ini ingin memaparkan realitas perempuan didalam pandangan hukum Islam dan fakta-fakta kehidupan perempuan. Dijelaskan pula dua pandangan keislaman konservatif dan progresif,” terangnya.

Pengajian kitab ini terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar tentang perempuan di sisi yang lebih egaliter dan setara. “Saya kira pengajian ini sangat penting karena di dalam pengajian ini proses belajar bersama akan terjadi, saya ingin mengajak teman-teman baik dosen, mahasiswa dan aktifis serta santri untuk bisa mengaji kitab ini. Metode saya adalah metode partisipatoris dimana semua orang bisa bertanya bisa beredebat, bisa mendiskusikan isu-isu perempuan  ini dengan ilmiah dengan proses saling menghargai pandangan masing-masing,” katanya.

Ia menjelaskan, kesulitan kajian keislaman saat ini, selalu disuguhi pandangan keagamaan  yang bisa menyebabkan fanatisme yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan kekerasan serta stigmatisasi buruk lainnya. “Paling tidak kita dapat memahami ada wacana yang beragam dari Islam sendiri. Dengan  pengetahuan kita akan pluralitas pandangan itu, kita berharap akan terjadi toleransi, saling menghargai, tidak ada pemaksaan,” terangnya.

Pengajian kitab ini berlangsung setiap hari Kamis pukul 13.00-16.00 WIB, di Gedung Fahmina Lantai II, Jl. Swasembada no. 15 Kayamulya-Majasem KotaCirebon. (ZA)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Pernyataan Sikap Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) Atas Kejahatan Kemanusiaan Israel di Palestina

Bismillahirrahmaanirrahiim Menyikapi tindakan-tindakan genosida dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Zionis Isreal terhadap warga Palestina, yang terus bertubi-tubi dan tiada henti,...

Populer

Artikel Lainnya