Rabu, 25 Desember 2024

Santri Konselor Sebaya Bicara Kepemimpinan

Baca Juga

Setiap empat bulan sekali, para santri konselor sebaya untuk kesehatan reproduksi dan seksualitas dari 12 pesantren di Wilayah Cirebon bertemu, untuk berbagi pengetahuan, melalui berbagi informasi dan pengalaman tentang Kespro dan Seksualitas, juga penguatan kapasitas.

Hari ini, 5 September 2014, adalah kali ke-4 pertemuan jaringan ini digelar. Pertemuan jaringan selalu dilakukan di pesantren tempat konselor sebaya nyantri, hal ini dimaksudkan agar semua konselor sebaya merasa lebih dekat dan mengenal pesantren-pesantren lain. Juga bisa saling memperhatikan fasilitas-fasilitas atau kondisi pesantren, jika lebih bagus dari pesantren tempatnya belajar, tentu ini akan menjadi inspirasi agar juga dilakukan di pesantrennya. Jika menurutnya kurang baik, akan memberikan saran untuk perbaikan.

Pertemuan jaringan yang bertempat di aula PP. Miftahul Muta’alimin dan dihadiri oleh 20 konselor sebaya ini mengangkat tema tentang Kepemimpinan Perempuan, para konselor sebaya diajak berdiskusi tentang kriteria kepemimpinan, tipe-tipe kepemimpinan, bagaimana menjadi seorang pemimpin, pemimpin seperti apa yang disukai dan tidak disukai, tentu saja diskusi diiringi dengan permainan-permainan yang membuat suasana tidak membosankan, karena acaranya sampai pukul 15.30 WIB.

Tim Fasilitator, dari Bayt al-Hikmah, yaitu Masitoh, Asih, Lili dan Dede mengawali diskusi dengan memperlihatkan foto tiga dimensi melalui in focus, kemudian konselor sebaya diajak menebak ada gambar apa saja dalam foto tersebut. Setelah itu, permainan cermin, setiap konselor sebaya saling berpasangan, satu orang menjadi cermin bagi pasangannya. Lalu, tim fasilitator mengajak mereka merefleksikan bagaimana perasaan menjadi pemimpin, bagaimana perasaan menjadi pengikut.

Pada sessi akhir, tim fasilitator mengajak para konselor sebaya menyampaikan strategi yang sudah dan akan dilakukan sebagai konselor sebaya di lingkungannya, terutama di lingkungan pesantren, sessi ini menggunakan metode jejaring, ada tali rafia yang menghubungkan satu sama lain. Tim fasilitator menyampaikan bahwa semua orang memiliki strategi, memiliki sumber daya baik pengetahuan dan fasilitas, yang bisa saling berhubungan satu sama lain, sehingga dalam melakukan strategi ini semua bisa saling bersinergi untuk mewujudkan tujuan bersama, yaitu informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas yang memadai.(AA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Majjhima Patipada: Moderasi Beragama dalam Ajaran Budha

Oleh: Winarno  Indonesia merupakan Negara dengan berlatar suku, budaya, agama dan keyakinan yang beragam. Perbedaan tak bisa dielakan oleh kita,...

Populer

Artikel Lainnya