Sabtu, 27 Juli 2024

Hari Batik Nasional: Menjaga Kelestarian Warisan Budaya Bangsa

Baca Juga

INILAH, Bandung – Empat tahun silam, tepatnya pada tanggal 2 Oktober 2009, merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Di hari itu, batik Indonesia resmi diakui sebagai warisan budaya dunia melalui keputusan United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO), sebuah badan PBB yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

UNESCO memasukkan batik dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia. Pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan internasional terhadap salah satu budaya asli Indonesia. Keputusan UNESCO pun disambut gembira oleh bangsa Indonesia, termasuk pemerintah yang langsung menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional sesuai dengan Keputusan Presiden No 33/2009. Bahkan pemerintah pun menyarankan para karyawan menggunakan batik setiap hari Jumat.

Pengakuan batik sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia, tidak berlebihan. Karena memang batik sebagai pakaian tradisional menjadi simbol budaya dan identitas rakyat Indonesia. Batik sendiri secara etimologinya, berasal dari kata ‘ngembat (disingkat mbat)’ dan titik (tik)’. Kedua kata ini bermakna ‘melontarkan titik’. Artinya, kegiatan membatik sama dengan melemparkan atau melontarkan titik demi titik pada sebuah kain yang berwarna putih.

Secara historis, batik berasal dari zaman nenek moyang sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Sejarah pembatikan sendiri berkembang sejak zaman Majapahit serta kerajaan sesudahnya dan masa-masa awal penyebaran Islam di tanah Jawa. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Selanjutnya mengalami perkembangan, pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber, dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal saat ini.

Pada awalnya, batik bersifat eksklusif, hanya dibuat dan dikenakan kalangan keraton. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, penggunaan batik meluas hingga ke kalangan rakyat jelata. Dan kini batik tidak hanya ada di Pulau Jawa, tapi sudah menyebar ke pulau-pulau lainnya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah. Sehingga sangat pantas jika batik disebut sebagai ciri khas Indonesia.

Perkembangan batik dewasa ini pun sudah sangat pesat. Pada 1960-an, penggunaan baju batik dilakukan sebagai pakaian resmi khas Indonesia. Dan kini bahkan para pemimpin dunia dari sejumlah negara pun pernah menggunakan batik.

Sebagai rakyat Indonesia, tentunya kita patut berbangga dan menjaga kelestarian budaya yang diakui dunia tersebut. Karena hanya bangsa yang bisa mencintai, menghargai, dan mengapresiasi budayanya sendiri, yang patut disebut sebagai bangsa yang besar. Selamat Hari Batik Nasional. Maju terus batik Indonesia. [den]

sumber: inilahkoran.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Pernyataan Sikap Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) Atas Kejahatan Kemanusiaan Israel di Palestina

Bismillahirrahmaanirrahiim Menyikapi tindakan-tindakan genosida dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Zionis Isreal terhadap warga Palestina, yang terus bertubi-tubi dan tiada henti,...

Populer

Artikel Lainnya