Oleh: Zain Al Abid
Etika bergaul nabi dengan orang non muslim. Tema ini menjadi sangat penting pada hari belaknan ini karena sudah terlihat dengan jelas kebencian terhadap non muslim bahkan usaha untuk menyingirkan non pmuslim di tengah-tengah kita. Kita harus kembali pada sumber kita karena nabi adalah sumber utama dari ajaran Islam yang menebar kasih sayang untuk alam semesta termasuk non muslim.
Dalam penggalan kisah Nabi yang dituliskan dalam Kitab Fannuttamul annabawi maa gohiril muslimin. Kita dibawa untuk melihat dan mempelajari kembali sikap dan prilaku nabi nabi dalam bergaul dengan non muslim.
Ketika ada orang yang menghina, menghardik, merendahkan bahkan di hadapan nabi sendiri. Nabi membaslasnya dengan kelembutan. Sebisa mungkin tidak melakukan hal yang sama dengan orang itu.
Siti Aisyah, istri nabi meriwayatkan; “Ada serombongan orang Yahudi menemui Rasulullah. Lalu mereka menyapa Nabi dan mengatakan Assamu `alaikum. Siti Aisyah langsung memhami makna ucapan itu. Kemudian Siti Asiyah menjawab dengan kalimat yang sama Wa`alaikumussam wa la`natullah”.
Kalimat Assamu `alaikum adalah bahasa mertafor bermakna semoga kamu mati atau binasa. Aisyah menjawabnya dengan kalimat semoga kamu juga binasa dan Allah melaknatmu.
Apa respon nabi setelah mendengar jawaban isterinya itu?
Nabi mengatakan “Aisyah tenang saja jangan emosional. Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan di dalam semua hal. Hindarilah kekerasan. Jangan lakukan kekerasan dan jangan berkata-kata kasar dan buruk”.
Lalu Aisyah bertanya pada rasul; “Rasul tidakkah mendengar apa yang dia katakan begitu kasar? Rasul menjawab saya sudah menjawabnya dengan Waalaikum.”
Singkat cerita, orang Yahudi itu meminta maaf kepada nabi, mengakui perangai nabi yang sangat santun dan menyadari kekeliruannya seraya bertaubat dan masuk Islam.
*
Nabi berbuatbaik kepada siapapun termasuk kepada nonmuslim.
Ma buistu laanan. wainnama buistu rahmatan
“Aku tidak diutus untuk melaknat, tetapi aku ditus untuk menjadi memberi kasih sayang”. (hadis)
“Aku tidak diutus untuk tukang kutuk dan caci maki”. (hadis).
Wama arsalnaka illa rahmatan lil alamin
“Saya tidak mengutusmu Muhamad kecuali untuk menebar kasih sayang”.
Islam yang dibawa oleh nabi justru menebar kasih kepada semua orang.
*
Rasul hadir di madinah sebagai imigran, tapi dalam tempo yang singkat menjadi pemimpin dengan ribuan orang. Semua orang mengakui bukan karena pedang tapi karena kasih dan kelembutannya.
Kaidah cinta menyebutkan:
Al insanu majbulun bihubbi ahsana ilaihi. Wabugduman asa ilaihi
Manusia diberi karakter senang terhadap orang yang berbuat baik kepada dirinya. Dan tidak menyukai orang yang berbuat jahat kepada dirinya.
Oleh karena rasa kasih sayang kepada allah menjadi karakter nabi maka dia memberikan tutur kata dantigkahlaku yang lembut.
*
Dalam kisah di atas, mereka orang Yahudi berdoa sapaya nabi mati. Dibuat kata-kata yang menedekati Salam yakni assamu `alaikum (tanpa “lam” setelah huruf “sa”bukan assalamu `alaikum.
Nabi dnegan kerendahan hatinya tidak membalas kata kasar itu dnegan kata yang sama. Nabi hanya menjawabnya dnegan kalimat “waalaikum”.Dengan mejawab seperti itu artinya Nabi ingin menjawab dengan cara yang baik. Bahkan nabi melarang berkata-kata kasar dan keras.
***
Yang Kita Hukumi Mereka Yang Melakukan Tindakan
Agama hadir untuk manusia bukan untuk tuhan. Bagaimana kalau terhadap orang non musim apakah kita sama bersikap kesalingan? Iya. Karena sebeutlnya yang harus dihukumi adalah tindakan bukan orang. Padahal tindakan itu dilakukan oleh orang. Tidak semua orang sama dengan identitas yang sama. Yang kita hukumi mereka yang melakukan tindakan. Tidak bisa di jeneralisasi.
Seseorang tidak bisa menanggung dosa orang lain, diantara keadilan Nabi terhadap non muslim. Nabi tidak menghukum semua orang karena kezaliman satu orang. Dan tidak menjeneralisasi hukumannya. Karena pada setiap komunitas ada ornag baik dna tidak baik. (wala tadziru wijzro ukhro)
***
Dari kisa di atas mengajarkan kita kepada siapapun termasuk kepada orang lain dalam hal ini non muslim untuk selalu berbuat baik Nabi mengingatkan kita semua untuk mendapatkan empati dan kesadaran ornag lain tidak dengan kekerasan, persekusi, bulying ataupun ujaran kebencian. Akan tetapi dnegan kelembutan dan kata-kata yang baik dan benar. Sekalipun kepada dia nonmuslim. Karena islam hadir untuk seluruh ummat manusia.
NB:
Artikel ini merupakan ringkasan Notulasi Pengajian Kamisan edisi 5 September 2018. Yang dipaparkan oleh KH Husein Muhammad melalui Kitab Fannuttamul an Nabawi Maa Ghoiril Muslimin karya Syeikh Dr. Rogib Assurjani, Mesir.