Apa yang terlintas di pikiran kita ketika menghabiskan waktu di sebuah pantai? Entah untuk liburan atau sekadar bersantai sejenak. Perpaduan langit dan air pantai, belaian angin pantai, pasir dan segala keramaian di atasnya, atau ada hal lain yang menambah sempurna acara bersantai kita di pantai?
Seperti di pantai Kejawanan, konon pantai Kejawanan digunakan sebagai tempat pengobatan berbagai macam penyakit, karena air pantai kejawanan ini diyakini dapat menyembuhkan penyakit seperti reumatik, asam urat, diabetes, stroke, radang tenggorokan, penyakit kulit dan batuk yaitu dengan cara berendam di dalam air atau berkumur-kumur. Tidak sedikit pengunjung di sana mempercayai air di pantai Kejawanan, yang konon memiliki manfaat untuk menyembuhkan orang sakit mulai penyakit kusta, penyakit kulit serta kelumpuhan.
Sayangnya, realitas pantai yang merupakan salah satu potensi wisata yang dimiliki oleh kota Cirebon, ini keberadaannya kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Ya, mulai dari kondisi pantai yang kurang terawat dan hal-hal janggal lainnya. Meski kini keindahannya mulai berkurang, namun rasa haus masyarakat akan obyek wisata alam, menjadikan Pantai Kejawanan selalu ramai dikunjungi pada hari-hari libur.
Kondisi Pantai Kejawanan yang landai dan dangkal menjadi daya tarik sendiri bagi para pengunjung, terutama anak-anak. Karena mereka dapat bermain air hingga agak ke tengah pantai. Walaupun demikian, pengunjung juga tetap dituntut untuk selalu berhati-hati.
Kurang Kelola, Pengunjung Pun Terus Berkurang
Kota Cirebon memiliki beberapa potensi wisata daerah, ada beberapa tempat-tempat wisata seperti taman air gua sunyaragi, pantai ade Irma, dan beberapa kraton. Selain itu, ada juga pantai Kejawanan yang pernah mengalami puncak ketenarannya pada tahun 2008.
Hal tersebut berkaitan dengan isu bahwa setiap pengunjung yang memiliki penyakit ketika berendam di pantai akan sembuh. Di mana tempat rendaman berada sekitar 50 meter dari daratan. Penyakit yang konon dapat disembuhkan diantaranya stroke, rematik, penyakit kulit, dan berbagai penyakit lainnya. Ini yang juga dimanfaatkan warga sekitar untuk berjualan dan menjadi tukang parkir.
Menurut salah satu penjual di sekitar pantai, Helmy (38Th), dulu pantai Kejawanan cukup padat pengunjung. Salah satu tujuan mereka memang untuk mencari kesembuhan. Pada waktu itu kebanyakan orang berkunjung ke sini, ingin mencari kesembuhan. Namun seiring berjalannya waktu, sampai tahun ini, tahun 2013, jumlah pengunjung mengalami penurunan. Yang dikarenakan tidak ada perubahan signifikan atas pengembangan wisata dan pasir pantai pun mengalami abrasi.
Meski tak sepadat dulu, pantai ini masih dikunjungi masyarakat, terutama pada hari minggu yang merupakan puncak paling ramai pengunjung. Sebagai pedagang, Helmy mengaku benar-benar memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan lebih.
“Keuntungan pada hari minggu bisa mencapai sekitar 600 ribu perhari, meski pun kotor tapi masih mending, karena bisa menutupi kebutuhan sehari-hari dan sisanya bisa buat bayar sekolah anak,” jelas Helmy.
Lain halnya dengan Helmy, Heru (19th) ia bekerja dengan tanggung jawab besar dalam mengelola pakir. Ia dan teman-temannya bertanggung jawab jika ada kehilangan. Biasanya jika ada kehilangan seperti helm, mereka akan menggantinya dengan setengah harga.
“Kami bekerja dan kami juga harus bertanggung jawab, meskipun tidak sepenuhnya,” ungkap Heru.
Pantai Kejawanan memiliki akses yang sangat mudah, yaitu berdekatan dengan Tempat Pengelolaan Ikan (TPI) Kejawanan.
Seharusnya Menjadi Obyek Wisata Pilihan Cirebon dan Luar Cirebon
Bagi mereka yang menyukai pantai, berwisata ke Pantai Kejawanan yang sudah tidak terawat, bisa jadi tetap mengasikkan. Lepas laut pantai Jawa terbentang di depan mata membentuk panorama tersendiri. Di kejauhan beberapa kapal pengangkut batu bara tampak membuang sauh. Hiruk-pikuk anak-anak bermain air laut semakin mewarnai pemandangan di sana. Akan tetapi semua itu belum dirasakan sempurna oleh pengunjung. Karena sebagai obyek wisata yang sangat potensial, Pantai Kejawanan agaknya belum mendapat perhatian yang layak dari Pemerintah Kota Cirebon.
Kenyamanan pengunjung agak terganggu dengan tidak disediakannya tempat berteguh yang refresentatif. Rupanya pengelola obyek wisata Pantai Kejawanan tidak pernah berpikir menyediakan fasilitas tersebut untuk pengunjung. Akibatnya pengunjung cukup “lesehan” di atas pasir dan bebatuan pantai yang kotor. Ketidaknyamanan rasanya semakin menjadi manakala melihat tumpukan sampah di sana-sini. Polusi visual tersebut membuat Pantai Kejawanan tampak jorok, kumuh, dan terbengkalai.
Padahal menurut pengalaman sejumlah pengunjung, kalau ditata sedemikian rupa, Pantai Kejawanan bisa menjadi obyek wisata pilihan masyarakat Cirebon maupun luar daerah. Karena meski bagaimana pun, kata dia, Pemerintah Kota Cirebon masih memerlukan aset untuk mendongkrak PAD (Pendapatan Asli Daerah). (Diaz)