Kamis, 19 Desember 2024

PADANG ARAFAT

KH. Husein Muhammad

Baca Juga

Sambil berdiri di bawah terik matahari, sekitar 6 juta tangan diangkat ke atas. Tangan-tangan itu ditadahkan ke langit biru, menjemba ampunan dan Rahmat, Kasih Sayang Tuhan. Bersamaan dengan itu berjuta-juta mata tiba-tiba basah, isak tangis penyesalan atas dosa-dosa pun meledak

Bila waktu yang ditunggu-tunggu tiba, yaitu tanggal 8 Dzhulhijjah, maka para jama’ah haji mulai bergerak bersama, serentak, berbondong-bondong bagai gelombang lautan manusia meninggalkan kota Makkah menuju ke suatu tanah tandus, maha luas, bernama Arafah. “Labbaik Allahumma Labbaik”, Duhai Tuhan, aku datang, aku datang” , menggema, memenuhi bumi dan udara. Masjid al-Haram menjadi lengang.

Manakala matahari tanggal 09 Dzulhijjah mulai bergerak dari pusat langit ke arah barat, sebagian para jamaah haji keluar dari tenda-tenda mereka. Sebagian lagi ada yang tetap tinggal di bawahnya. Puncak ibadah haji segera dimulai. Sambil berdiri di bawah terik matahari, sekitar 6 juta tangan diangkat ke atas. Tangan-tangan itu ditadahkan ke langit biru, menjemba ampunan dan Rahmat, Kasih Sayang Tuhan. Bersamaan dengan itu berjuta-juta mata tiba-tiba basah, isak tangis penyesalan atas dosa-dosa pun meledak.

Tuhan bangga melihat hamba-hamba-Nya itu.Dalam sebuah hadits disebutkan :

اِنَّ اللهَ يُبَاهِى بِاَهْلِ عَرَفَات اَهْلَ السَّمَآءِ, فَيَقُولُ لَهُمْ: أُنْظُرُوا اِلَى عِبَادِى. جَآؤُا اِلَيَّ شَعْثًا غُبْراً. (رواه احمد وابن ماجه فى صحيحه)

“Allah menunjukkan kebanggaan di hadapan para Malaikat di Langit, akan orang-orang yang ada di Arafat. Dia mengatakan : “Lihatlah hamba-hamba-Ku itu. Mereka datang kepada-Ku dengan penampilan lusuh dan rambut berdebu”. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits :

(مَا مَنْ يَوْمٍ أكْثَرُ مِنْ اَنْ يَعْتِقَ اللهُ فِيهِ عَبِيداً مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ. وَإِنَّهُ لَيَدْنُو يَتَجَلَّى ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمْ فَيَقُولُ مَا اَرَادَ هَؤُلَاءِ. (رواه مسلم

“Tidak ada hari di mana Allah lebih banyak memberikan jaminan bebas dari api neraka kepada hamba-hamba-Nya kecuali pada hari Arafah. Dia mendekat dan memperlihatkan Diri, lalu mengatakan dengan bangga : “Apakah yang mereka minta dari-Ku?” .

Razin, seorang perawi lain atas hadits ini menambahkan :

إِشْهَدُوا مَلَائِكَتِى. إِنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ

“Hai Malaikat-Ku, saksikanlah. Aku mengampuni dosa-dosa mereka”.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Majjhima Patipada: Moderasi Beragama dalam Ajaran Budha

Oleh: Winarno  Indonesia merupakan Negara dengan berlatar suku, budaya, agama dan keyakinan yang beragam. Perbedaan tak bisa dielakan oleh kita,...

Populer

Artikel Lainnya