Kasus pemerkosaan di zona perang terjadi bukan karena hal tersebut adalah konsekuensi dari perang, namun karena kita sebagai dunia memalingkan mata dan membiarkan hal itu terjadi. Hal tersebut ditegaskan Angelina Jolie saat angkat bicara dalam rapat mengenai “Perempuan, Perdamaian, Keamanan, dan Kejahatan Seksual di Daerah Konflik” di New York, sebuah pertemuan di New York yang diprakarsai oleh Inggris, tuan rumah DK PBB untuk pada Selasa, 25/6/2013.
Aktris pemenang Oscar dan utusan khusus untuk Lembaga Pengungsi yang berada di bawah PBB, Angelina Jolie, meminta Dewan Keamanan (DK) PBB untuk mengambil tindakan nyata terhadap kasus-kasus pemerkosaan di daerah konflik.
“Anak perempuan diperkosa dan dihamili sebelum badan mereka sanggup mengandung anak. Anak-anak laki-laki ditodong dan dipaksa memperkosa ibu dan saudari mereka sendiri. Perempuan diperkosa dengan botol, kayu, dan pisau. Balita dan bayi diambil dari rumah mereka dan dinodai,” ujar Jolie mengungkapkan kenyataan pahit perang.
Dia mengatakan ada ratusan ribu korban kekerasan seksual namun hukuman yang diberikan kepada pelaku masih sedikit karena dunia internasional masih kurang peka terhadap masalah ini.
Pidato Jolie membuahkan hasil. DK PBB yang berjumlah 15 negara secara konsensus menyetujui resolusi “mendorong semua negara anggota untuk memasukkan seluas-luasnya kejahatan kekerasan seksual dalam hukum negara masing-masing untuk menjamin hukuman bagi tindakan kriminal tersebut”.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan bahwa dalam konflik di seluruh dunia, pemerkosaan kerap kali dilakukan secara sistematis dan sadis oleh pelaku karena mereka mengetahui bahwa tidak ada konsekuensinya. (red)
sumber: reuters&beritasatu