Pelajar yang telah memiliki hak pilihnya memiliki peranan penting untuk menyukseskan hajatan lima tahunan yang akan dilaksanakan 17 April mendatang. Namun, pemilihan umum (pemilu) kali ini menjadi tantangan tersendiri, karena hoaks atau berita bohong dan ujaran kebencian semakin marak, terutama di media sosial (medsos).
“(Ini) menjadi perhatian agar para pemuda atau pelajar tidak mudah termakan hoaks dengan cara periksa data dan tidak terjebak oleh judul (provokatif),” kata Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon, Marzuki Rais ketika menyampaikan materi seminar dan diskusi di SMK Nahdlatul Ulama (NU) Kapetakan, Jumat, 5 April 2019.
Untuk itu, Kang Rais, panggilan akrabnya mengajak pemuda dan pelajar untuk menyukseskan bersama pemilu serentak ini. Sebab, sebagai warga negara pemuda dan pelajar memiliki hak untuk menyalurkan suara sesuai hati nuraninya.
“Siapapun pemenangnya adalah pilihan rakyat, meskipun bukan orang yang kita pilih. Kita harus menghargai pilihan orang lain,” tegasnya
Sementara itu, Ketua Ranting GP Ansor Desa Tangkil-Susukan Kabupaten Cirebon, Muhammad Ibnu Labil mengatakan, kasus intoleransi yang terjadi saat ini tidak sedikit yang melibatkan pemuda. Makanya diskusi ini penting agar tak terjerumus dengan kelompok yang menghalalkan kekerasan, baik fisik maupun psikis.
Lebih lanjut lagi, beberapa cara yang harus dilakukan adalah literasi. Menurutnya, literasi harus digiatkan di kalangan pelajar agar tidak mudah termakan hoaks.
“Pengalaman beroganisasi yang terbuka agar lebih menghargai kebersamaan, serta membangun ide yang inovatif agar memberikan manfaat untuk orang banyak,” katanya.
Untuk diketahui, diskusi dan seminar bertajuk dinamika pelajar di era milenial digelar Fahmina Institute dan SMK NU Kapetakan. Kegiatan itu juga dihadiri Kepala Kecamatan Kapetakan, Carsono dan Kepala SMK NU Kapetakan, Dedi Supriadi, S.Pd. (ZAIN)
Sumber: Mubaadalahnews.com