Jumat, 4 Oktober 2024

Pertunjukan Kesenian Tradisi Cirebon Memukau

Baca Juga

Pertunjukan kesenian asli Cirebon, Jawa Barat, yang ditampilkan di Graha Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran Bandung, Kamis (4/9), mampu memukau penonton. Kesenian tradisional yang nyaris punah tersebut membuat penonton nyaris tak beranjak dari tempat duduknya.

“Mimi, narinya bagus sekali, boleh enggak saya belajar?” kata seorang mahasiswi Unpad kepada seniman tari topeng asal Indramayu, Mimi Rasinah (75), seusai pertunjukan.

Rektor Unpad Himendra Wargadibrata yang ditemui seusai pertunjukan mengatakan, pertunjukan kesenian asal Cirebon itu merupakan bagian dari perayaan Dies Natalis ke-46 Unpad. Pihaknya sengaja mengundang para seniman Cirebon untuk melestarikan dan memperkenalkan kesenian itu pada masyarakat.

“Selain itu, kesenian merupakan salah satu jembatan komunikasi dengan pihak luar di luar bidang akademik. Kalau melalui teknologi, Indonesia mungkin kalah jauh dengan luar negeri. Jadi sekarang dicoba melalui kesenian untuk mengharumkan nama bangsa,” kata Himendra.

Pergelaran kesenian tradisional tersebut bukan yang pertama di Unpad. Kesenian tradisional lain yang pernah tampil di Unpad adalah kesenian Banten, seperti debus dan dog dog lonjor.

Pertunjukan kesenian tradisional Cirebon dibuka dengan penampilan topeng Kelana dari Cirebon. Setelah itu disusul sintren, tari topeng samba dan rumyang, topeng tumenggung dan kelana, tayuban, topeng beling, serta genjring debus.

Tari topeng samba dan rumyang ditampilkan oleh maestro tari topeng asal Slangit, Cirebon, Sujana Ardja (68). Topeng tumenggung dan kelana ditarikan pakar tari topeng asal Pekandang, Indramayu, Mimi Rasinah.

Penampilan dua maestro tari topeng tersebut mengundang decak kagum penonton. Kedua penari berusia lanjut tersebut menarikan tarian topeng dengan apik dan penuh penjiwaan.

“Tapi sekarang cepat capek, soalnya tenaga enggak kayak dulu lagi. Apalagi kalau nari topeng Panji, wah itu capek sekali. Memang gerakannya lebih banyak diam, yang membuat capek adalah pengaturan napasnya,” kata Mimi Rasinah.

Pertunjukan kesenian Cirebon tersebut ditampilkan maraton di dalam dan di luar gedung. Untuk pertunjukan di luar Graha Sanusi Hardjadinata ditampilkan dua jenis kesenian, yakni Topeng Beling dan Genjring Debus yang membuat penonton berteriak ngeri. Penari topeng yang kesurupan menari di atas pecahan kaca, sedangkan pada Genjring Debus badan pemain ditusuk jarum panjang dan dipukul balok kayu.

 


Sumber: www.kompas.com

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Kampung Sawah: Potret Keberagaman Terbalut Hangat dengan Nilai Persaudaraan

Oleh: Devi Farida Kampung sawah adalah daerah yang didiami oleh masyarakat yang heterogen. Berbanding terbalik dengan kampung pada umumnya, yang...

Populer

Artikel Lainnya