Sabtu, 7 Desember 2024

Santri Perlu Dibekali Pengetahuan Toleransi Islam

Baca Juga

Beberapa minggu yang lalu, saya mengajak santri untuk berdiskusi tentang toleransi, memang selain mengaji kitab, saya juga sering mengajak santri berdiskusi, tujuannya agar pikiran mereka juga terbuka terhadap realitas sosial yang ada, temanya bisa macam-macam, kadang santri yang menentukan, kadang juga saya selaku orang yang mendampingi mereka sehari-hari di pondok.

Dalam diskusi tentang toleransi tersebut, saya mengajukan pertanyaan kepada santri, “apa yang kalian ketahui tentang toleransi?”, beberapa waktu santri diam, sebenarnya saya sudah menebak santri tidak akan ada yang menjawab karena ini tema diskusi yang baru bagi mereka. Tetapi saya cukup terkejut ketika Fajar, santri laki-laki yang pendiam, mengacungkan tangan dan langsung menyampaikan pendapatnya, katanya “toleransi adalah menghargai perbedaan, misalnya perbedaan pendapat, perbedaan suku, bahkan perbedaan keyakinan”.

Kenapa saya kaget, yang pertama Fajar adalah santri yang cukup pendiem, saya tahu karena disamping santri yang saya asuh sekitar 100 orang, tidak terlalu banyak, jadi saya mengenal mereka dengan baik. Kedua, Fajar memiliki sikap yang tidak terbuka terhadap perbedaan orang lain, setiap liburan pesantren sering mengikuti pengajian-pengajian yang mengarah ke radikalisme, yang mubalighnya mengajak ke arah “jihad agama” ektrem.

Saya pun senang atas perubahan yang terjadi pada Fajar, salah satu yang membuka fikirannya adalah karena pernah mengikuti acara Sekolah Cinta Perdamaian (Setaman). Saya memang mengutusn dia dan beberapa santri lainnya untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Fahmina ini.

Bahkan tindak lanjut dari Setaman, di Pesantren diadakan lomba majalah dinding (mading) yang bertema “Pentingnya Toleransi”, karena tidak semua santri pernah mengikuti Setaman. Jadi, sebelum lomba mading, mereka dibekali pengetahuan tentang toleransi dan juga teknis menulis. Hasilnya, alhamdulillah, tulisan-tulisan mereka bagus, dan saya bangga.

Saya berhadap, ke depannya, Fahmina terus mendampingi kami untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada santri-santri kami tentang toleransi dan perdamaian, agar mereka siap menghadapi perbedaan dan tidak merasa asing terhadap keberagaman yang ada. Sehingga ketika mereka pulang ke rumah dapat menebarkan Islam yang ramah dan cinta damai, Islam yang rahmatan lil ‘alamiin. Amiiin. (Tim)

Profil

Nama : Fitriana

Aktifitas: Pengasuh Pesantren Al Mubarokah

Alamat: Blok Cantilan Desa Karangmangu Kec. Susukan Lebak Kab. Cirebon

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Sekolah Agama dan Kepercayaan: Memahami Teologi Kekeristenan

Oleh: Zaenal Abidin Fahmina Institute Persekutuan bersma Gereja-gereja di Indonesia Setempat (PGIS) Cirebonsukses menggelar diskusi lintas iman dalam rangka Sekolah...

Populer

Artikel Lainnya