Sabtu, 27 Juli 2024

TV Komunitas: Masa Depan Jurnalisme Warga

Baca Juga

Catatan dari Seminar dan Workshop TV Komunitas di Jogjakarta

Catatan dari Seminar dan Workshop TV Komunitas di Jogjakarta Sesudah maraknya radio komunitas, kini eranya TV komunitas nampaknya. Paling tidak itu yang disuarakan oleh para penggiat TV Komunitas di ”Seminar dan Workshop: Masa Depan TV Komunitas” di Auditorium UII Yogyakarta tanggal 15-16 Desember 2007 lalu. Seminar dan Workshop yang diorganisir oleh CRI Yogya, Prodi Jurnalistik dan Komunitasi UII, Grabag TV dll ini diikuti 60 peserta dari pelbagai wilayah Indonesia. “Untuk TV Komunitas, bukan saatnya lagi kita berwacana, tapi bergeraklah,” tutur Bapak Hartanto, dosen di IKJ, yang juga penggagas dan penggiat Grabag TV, sebuah Stasiun TV Komunitas di Desa Grabag, Yogyakarta. 

Desa Grabag, mungkin salah satu pelopor TV Komunitas. Desa yang blankspot sinyal siaran stasiun TV nasional ini, menyambut antusias kehadiran TV Komunitas di desa mereka. Selain untuk acara-acara pertanian, sosial dan pendidikan, kadang juga menyiarkan acara hajatan salah satu penduduknya. Interaksi sosial semacam inilah mengapa TV Komunitas dibutuhkan ditengah gempuran TV Komersial yang sering mengedepankan kepentingan pemodal.

 

“Kita sudah tiba pada mazhab jurnalisme tanggung jawab sosial,” tegas Imam Prakoso, salah satu narasumber, yang juga Direktur CRI Yogyakarta.” Sudah saatnya media komunitas menjadi kiblat jurnalisme ke depan di Indonesia.”

 

Berbeda dengan dengan radio komunitas yang sudah diatur oleh UU No 32 tahun 2002 dan PP No. 51 tahun 2005, regulasi TV Komunitas masih belum jelas. Misalnyanya soal kanal, apakah di VHF saja atau bisa di jalur seksi UHF. Inilah salah satu tujuan seminar atau workshop ini, tutur Budhi Hermanto, dari Pokja TV Komunitas, yang juga ketua panitia penyelenggara. Melalui advokasi regulasi, yang dikomando Pokja TV Komunitas, diharapkan regulasi kanal TV Komunitas bisa segera terbit, dan tentunya diharapkan memberikan keleluasaan bagi penggiat TV Komunitas.

 

Di hari kedua, bertempat di Balai Desa Catur Tunggal, Sleman, para peserta diperkenalkan segala hal teknis proses penyiaran dan produksi program siaran, yang dibimbing langsung oleh pengajar-pengajar dari Institute Kesenian Jakarta (IKJ) seperti Pak Hartanto dan Tommy W. Taslim. Masa depan depan jurnalisme TV warga telah dimulai! (noes).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Pernyataan Sikap Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) Atas Kejahatan Kemanusiaan Israel di Palestina

Bismillahirrahmaanirrahiim Menyikapi tindakan-tindakan genosida dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Zionis Isreal terhadap warga Palestina, yang terus bertubi-tubi dan tiada henti,...

Populer

Artikel Lainnya