WARGA KEBON BARU URUN REMBUG RADIO KOMUNITAS

0
960

Kamis malam (27/07), kantor Fahmina institute terlihat ramai. Kurang lebih dua puluh lima warga sekitar kelurahan Kebon Baru berkumpul di Fahmina. Tampak hadir beberapa ketua RT setempat, ketua LPM Kebon Baru, RW Kebon Baru. Ibu-ibu dan pemuda juga terlihat hadir di Markas Fahmina yang berlokasi di Jl. Suratno No. 37 Kelurahan Kebon Baru itu.

Pertemuan itu memang sudah direncanakan beberapa hari sebelumnya. Berawal dari inisiatif pendirian Rakom di area sekitar Kebon Baru, Fahmina institute yang memfasilitasi program ini mengajak kerjasama dengan warga sekitar. Namun, rapat itu sebenarnya juga memiliki agenda pembahasan tentang evaluasi tahunan RT dan acara tujuh belas Agustusan. Sudah menjadi rutinitas, setiap kali perayaan kemerdekaan, Fahmina selalu aktif berpartisipasi bersama warga dalam event-event untuk memeriahkan peringatan tahunan ini.

Akan tetapi, setelah Faqihuddin (Sekjend Fahmina) bercerita secara ringkas tentang Fahmina dan program-programnya, beberapa warga malah menyampaikan simpatiknya, walau ada yang menyesalkan mengapa sosialisasi Fahmina tidak dilakukan sejak dulu ke warga sekitar. Hal ini wajar, memang selama ini jalinan silaturrahmi Fahmina lebih banyak ke para tokoh kelurahan. “Syukurlah sekarang bisa berkumpul bersama seperti ini, karena pada waktu-waktu biasa, mungkin semua pada disibukkan dengan aktifitas masing-masing” , Ujar Faqih.

Faqih juga menjelaskan tentang pentingnnya Radio Warga (Rakom), karena dengan informasi dan sosialisasi seputar permasalahan warga akan lebih efektif untuk dikomunikasikan terhadap komunitas sekitar. Karena jangkauan Radio ini memang tidak terlalu jauh sepertihalnya Radio Komersil ataupun Radio Pemerintah yang ada, hanya radius 3 atau 4 kilo meter. Mengingat Radio Warga adalah radio yang dikelola oleh warga dan mengangkat tema atau persoalaan-persoalan warga. Disamping itu, radio komunitas juga dapat berfungsi sebagai wahana aktualisasi diri. Di radio ini, warga dapat belajar bersiaran, menyampaikan keluh-kesah, yang sulit disalurkan lewat media-media lain, seperti televisi, koran ataupun radio komersil lainnya.

Uraian lebih rinci, diungkapkan oleh Obeng Nurrasyid selakuk Manager Program Radio Komunitas. Menurutnya, Radio Komunitas saat ini sudah menjadi trend baru media informasi di berbagai daerah. Di Jogja misalnya, hampir seluruh kelurahan dan desa memiliki Radio Komuntias. Lebih-lebih di sekitar wilayah Gunung Merapi, terbukti Radio komunitas menjadi sarana media paling efektif untuk menginforasikan perkembangan terkini Gunung Merapi. Itu hanya salah satu contoh, di desa lain, Radio Komunitas juga efektif menjadi mediator antara penduduk dengan aparatur desa. Bahkan, ada kepala desa yang menyampaikan laporan pertanggungjawaban melaluli radio. Hal ini membuktikan Rakom cukup penting, utamanya sebagai wahana informasi dan sosialisasi seputar persoalan riil di masyarakat.

Dari beberapa tokoh kelurahan Kebon Baru yang hadir, rata-rata memberikan respon positif atas gagasan radio komunitas ini. Mereka siap berperan aktif, bekerjasama untuk mensukseskan program Rakom. Dari urun rembug inipun, timbul kesadaran begitu pentingnya Rakom, salah satunya untuk menunjang program-program aparatur kelurahan, untuk mendekatkan mereka ke warga.

Oleh karena itu, hadirin pertemuan ini menyepakati untuk segera bertemu kembali, guna membicarakan persiapan-persiapan, mulai dari menyiapkan sumber daya yang akan dilatih dalam kursus-kursus radio komunitas yang diprakarsai Fahmina institute.

Tak terasa, keseriuasan urun rembug ini memakan waktu cukup lama, hingga pukul setengah sebelas malam. Akhirnya Pak RT, mengusulkan untuk melanjutkan rapat warga ini di malam berikutnya, untuk membicarakan agen lain, seperti tujuh belas Agustusan.[]