Sabtu, 27 Juli 2024

Devi Farida: Pengalaman Mengkampanyekan Toleransi di Desa

Baca Juga

Fahmina Institue telah melakukan pendidikan toleransi kepada para pemuda di wilayah Kuningan dan Cirebon. Salah satu eserta menuliskan pengalamnnya menjadi bagian dari penggerak desanya untuk menyampaikan pengetahuannya tentnag toleransid an perdamaian. Salahs atunya dari Devi Farida asal Kuningan, berikut kisahnya.

___________

Saya Devi Farida,saya dari organisasi masyarakat yaitu IPPNU Kecamatan Pabuaran,saya salah satu peserta dari Pelatihan Kepemimpinan yang dislenggarakan Fahmina Institute di Prima Resort Sangkanurip Kuningan pada tanggal 03-05 Agustus 2019yang lalu. Selain kegiatan ini saya juga pernah mengikuti kegiatan setaman (sekolah cinta perdamaian) waktu itu saya masih sekolah SMA.

Dalam pelatihan tersebut dimana kita anak muda diajarkan tentang bagaimana cara kepemimpinan gotong royong,peran pemuda dalam membangun perdamaian di tiap daerah kita tinggal, mengenal akan kesetaraan gender dan budaya untuk saling bertoleransi dengan baik.

Dalam pelatihan tersebut saya pribadi sangat terasa karena setelah acara tersebut kita sebagai alumni itu harus merencanakan sebuah program di desa untuk menyampaikan nilai-nilai toleransi dan sikap saling terbuka akan keberagaman itu sendiri. Sehingga bagi saya yang dimana saya sebagai seorang pemimpin maka saya selalu berbagi pengalaman dan ilmu yang saya dapatkan kepada anggota lain.

Saya pun sudah mulai terbiasa dengan keberagaman dan toleransi  terhadap kelompok yang berbeda itu semakin tinggi kecuali kelompok yang ingin memecahbelahkan NKRI, kelompok seperti itu saya tidak ada kata toleransi bahkan untuk menaggulangi atau mencegah kelompok seperti itu organisasi kami sering berdiakusi tentang gender dalam perspektif islam, agar tahu hawa kami tidak terpengaruh dengan kajian yang kelompok mereka bangun dengan “framing hijrah”  yang mengharuskan perubahan budaya Indonesia menjadi Arabia.

Setelah mengikuti kegiatan setaman dan dikuatkan dengan pelatihan kepemimpinan ini saya menjadi lebih toleran dan saya menjadikan agenda untuk diskusi mingguan diisi dengan pemahaman tentang toleransi. Saya menyadari dilingkungan tempat tinggal saya banyak perbedaan baik suku ras agama dan lainnya. Sebelum mengikuti kegiatan Setaman saya tidak pernah berkunjung ke tempat ibadah agama lain bahkan ke masjid Muhammadiyah sekalipun belum pernah. Tapi sekarang saya sudah tidak takut dan anti jika main ketempat ibadah agama lain. Saya lebih semanget berorganisasi baik di kampus maupun dimasyarakat, saya sekarang mendapat amanah untuk menjadi ketua PAC IPPNU Kec. Pabuaran. Sehingga saya jadi lebih semangat untuk mengkampanyekan sikap toleransi Islam baik kepada yang seagama maupun yang berbeda dengan kita.

Selain diskusi mingguan saya juga sedang merencanakan untuk mengadakan kegiatan Setaman untuk masyarakat dilingkungan saya terutama anak muda, karena masih banyak anak muda dilingkungan saya yang belum toleran. Mungkin ipengalaman saya paparkan tentang perbuhan yang dapat saya rasakan.

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Pernyataan Sikap Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) Atas Kejahatan Kemanusiaan Israel di Palestina

Bismillahirrahmaanirrahiim Menyikapi tindakan-tindakan genosida dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Zionis Isreal terhadap warga Palestina, yang terus bertubi-tubi dan tiada henti,...

Populer

Artikel Lainnya