Walaupun tidak ditemukan hambatan yang substantif mengganggu pada proses Pilkada, tetapi JPPR kota Cirebon memiliki beberapa catatan. Dari hasil pantauan JPPR di 3 kecamatan, meliputi: Kesambi, Kejaksan, dan Pekalipan dengan mengambil 7 kelurahan yakni Karyamulya, Drajat, Sunyaragi, Sukapura, Kejaksan, Pekalipan dan Jagasatru, serta meliputi 28 TPS yang tersebar di kelurahan pantauan tercatat beberapa temuan penting. Pada konferensi pers di RM Nyi Iteung Jl. Pemuda 45 Kota Cirebon, Kordinator Kota JPPR Kota Cirebon, M. Dodi Cahyadi yang didampingi langsung oleh Kornas (Kordinator Nasional) dari Seknas JPPR Jeiry Sumampow menuturkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat kota Cirebon secara umum cukup tinggi. “Kalkulasi JPPR menunjukkan lebih dari 75% pemilih di 28 TPS menggunakan hak pilihnya” tutur Dodi. Dengan demikian JPPR menilai bahwa tingkat partisipasi masyarakat kota Cirebon relatif lebih baik dibandingkan Pilkada di daerah-daerah lain. Dari tingkat partisipasi ini bisa dilihat juga antusiame pemilih perempuan untuk datang ke TPS dan mencoblos lebih tinggi daripada pemilih laki-laki. Akumulasi data di 28 TPS terpantau menunjukkan jumlah prosentase partisipasi perempuan lebih besar mencapai 76% sedangkan laki-laki hanya 73%.
{mosimage} Adapun data pemilih yang selama ini seringkali memicu masalah pada penyelenggaraan Pilkada dibeberapa daerah, ternyata di Pilkada Kota Cirebon tidak menimbulkan masalah. JPPR menilai akurasi data pemilih cukup memenuhi standar baik. Ini terbukti dengan temuan JPPR terhadap pengaduan masyarakat terhadap data pemilih relatif kecil. “kita hanya temukan 2 pengaduan masyarakat terkait data pemilih ini” terang Dodi.